iDEAonline - Pada kamar mandi, masyarakat Indonesia masih menganggap ini adalah ruangan yang harus benar-benar tertutup. Karena itu, biasanya diletakkan di daerah yang sulit terlihat dan tidak berbatasan dengan dinding yang menghadap luar. Jendela dan ventilasi pun sangat minim.
Aktivitas mandi mengakibatkan dinding terkena air dalam intensitas cukup tinggi. Lantai juga tergenang air. Bila dibiarkan, kamar mandi akan menjadi lembap hingga memicu jamur dan kuman penyakit.
Untuk menjaga higienitas kamar mandi, diperlukan pencahayan alami dan ventilasi yang cukup. Cahaya alami harus bisa menyinari dinding dan lantai. Dengan demikian, bakteri dan kuman penyakit akan mati karena panas sinar.
Selain itu, Anda bisa merancang kamar mandi kering. Area basah hanya pada area shower atau bathtub. Alhasil, kamar mandi menjadi tidak lembap dan relatif bebas hama.
Pada materialnya, sebaiknya pilihlah material yang permukaannya lebih rapat. Seperti keramik atau marmer. Permukaan material ini lebih mudah dibersihka. Bila takut licin, tambahkan lapisan karet seperi keset.
Sedangkan pada bagian ruang cuci, ruangan ini memiliki intensitas pemakaian air cukup tinggi. Karena banyak aktivitas menggunakan air di ruangan ini, ruang cuci sangat berpotensi menjadi lembap. Oleh karena itu, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan saat merencanakan ruang cuci. Mulai dari tata letak sampai sanitasinya.
Bagian dindingnya memang tidak perlu dilapisi dengan keramik atau material finishing lain. Namun, pastikan bahwa adukan semen yang digunakan rapat air dan kalau perlu beri lapisan tahan air.
Untuk persoalan kelembapan, pencahayaan dan pengudaraan harus lancar. Anda bisa mengakalinya dengan menempatkan ruang cuci di area semi terbuka seperti di depan ataupun belakang rumah.
Area basah di rumah seperti kamar mandi dan ruang cuci, kini akan lebih aman dari hama. Keluarga Anda pun jauh dari penyakit.