Yang menjadi tuan rumah pertama untuk mata kita adalah pagar. Rumah ini memiliki pagar dari susunan batu kali. Berbagai ukuran batu kali disusun secara acak, seperti membangun pondasi di atas permukaan tanah. Wajah pagar diekspos natural, hanya diberi coating transparan. Susunan batu yang dibuat acak seperti itu, menonjolkan kesan rustik yang memberi tampilan "apa adanya."
Berikutnya kita beranjak ke carport. "Rumah mobil" di rumah ini diteduhi atap tanaman rambat. Lantai carport ditutup grass block buatan sendiri. Grass block, cerita pemilik rumah sekaligus arsiteknya, Andri Ferik, dicetak satu demi satu dengan potongan pipa paralon di tengahnya. Ada pipa yang dibiarkan terbuka membentuk lubang untuk tempat rumbuh rumput dan penyerapan air, ada pula yang ditutup semen.Tampilan lantai di area ini jadi unik, karena grass block yang berlubang ditempatkan secara random di antara yang tertutup.
Tiba saatnya kita melihat bidang yang paling menyita perhatian, yaitu permainan ekspos beton aerasi yang dibentuk menyerupai batik. Beton aerasi itu dipotong miring-miring dengan pola tertentu. Setelah disusun, ekspos beton itu menghasilkan bentuk yang menyerupai motif batik parang. Menciptakan efek dekoratif yang memikat! Wujud batik itu tetap terlihat harmonis di antara bentuk bangunan yang didominasi garis geometris ini. Malah, mampu menjadi aksen yang membuat rumah mungil ini memiliki kekuatan visual.
Beberapa bagian dari dinding batik itu, memiliki potongan yang menerus secara presisi hingga ke bagian dalam, dimana ruang koridor berada. Lubang-lubang dari potongan dinding batik itu menjadi jalan masuk sinar matahari ke dalam ruang koridor. Siang hari, cahaya bisa masuk ke tanpa memberi efek panas ke dalam ruang. Bahkan, cerita Andri sambil tertawa, lubang-lubang itu juga bisa menjadi tempat mengintip, untuk memantau tamu yang datang, terutama di malam hari. Seru, kan?
Foto: iDEA/ Dean Martin Saerang
Lokasi: Rumah milik Andri Ferik, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan