Setiap ruang di rumah berpotensi untuk dijadikan tempat nyaman untuk bersantai. Mencari inspirasi, membaca, atau sekadar melamun dan menghela nafas, bisa kok dilakukan di ruang perantara sekalipun. Sudut ruang yang dekat dengan area tangga ini adalah salah satu contoh.
Ruang ini berdinding fleksibel. Sebenarnya bukan benar-benar dinding, tapi sekat-sekat kayu yang bisa berfungsi sebagai pintu. Fungsi lainnya adalah sebagai secondary skin, panel yang "menyaring" cahaya dan udara sehingga intensitas cahaya dan aliran udara di balik secondary skin nyaman untuk dijadikan wadah beraktivitas.
Timmy Anggara, arsitek dari rumah ini mengatakan, rumah memang didesain dengan pendekatan ruang-ruang yang saling terkoneksi. Mulai dari kamar ke ruang utama, ruang utama dan ruang-ruang di lantai dua yang terkoneksi dengan ruang tangga. Ruang tangga cukup besar, ruang duduk ini berada di salah satu sudutnya. Ruang duduk ini bisa juga menjadi teras, bila pintu-pintu secondary skin dibuka. Pintu menempel pada besi hollow yang tertanam di lantai.
Saat membuka pintu, ruang berubah seolah menjadi teras yang membuat kita bisa menikmati pemandangan dan tanaman pot di atas atap. Pepohonan yang tumbuh di belakang rumah membuat suara-suara alam. Betah rasanya duduk di ruang ini.
Desain: Timmy Anggara (US&P Architect)
Foto : iDEA/Indra Zaka Permana
Original publish 2011