Meskipun bekerja dari rumah terdengar sebagai alternatif yang indah dibandingkan harus menempuh perjalanan melelahkan dan harus duduk di kantor selama 8 jam sehari, konsep ini belum tentu cocok untuk semua orang.
Scott Boyar, profesor dari Department of Management, Information Systems and Quantitative Methods di University of Alabama, Inggris, menyatakan bahwa keberhasilan karyawan bekerja dari rumah tergantung pada karyawan itu sendiri, pekerjaan, serta pelatihan yang disediakan organisasi tentang bagaimana bekerja dari jarak jauh.
"Sebuah organisasi memiliki banyak sekali tanggung jawab ketika mereka membiarkan karyawannya bekerja secara virtual. Begitu juga dengan karyawan yang melakukannya," tutur Boyar.
Boyar percaya bahwa pegawai yang berpikir untuk bekerja dari rumah perlu untuk mempertimbangkan segala faktor yang datang saat bekerja dengan cara tersebut.
Menurutnya calontelecommuterharus bertanya pada diri mereka sendiri tiga pertanyaan penting sebelum mengubah cara kerja mereka:
Apakah konsep tersebut sesuai dengan kepribadian dan preferensi saya untuk menyatukan pekerjaan dengan lingkungan keluarga?Dapatkah saya mengatur waktu saya dan tetap termotivasi sepanjang hari?Akankah yang mampu berjuang melawan godaan untuk benar-benar tidak bekerja sepanjang hari?
Apakah konsep tersebut sesuai dengan kepribadian dan preferensi saya untuk menyatukan pekerjaan dengan lingkungan keluarga?
Dapatkah saya mengatur waktu saya dan tetap termotivasi sepanjang hari?
Akankah yang mampu berjuang melawan godaan untuk benar-benar tidak bekerja sepanjang hari?
Jika jawaban mereka untuk ketiga pertanyaan tersebut adalah "iya", menurut Boyar, bekerja jarak jauh dapat menjadi pilihan yang sangat baik untuk pekerja yang mencari keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan keluarga mereka. (BusinessNewsDaily)
Foto: bestjob4tomorrow.com
Sumber: intisari-online.com