Properti sangat terpengaruh dengan isu yang berkembang. Karenanya bisnis ini harus jeli melihat peluang dan kemungkinan perubahan arus yang biasanya didasari oleh arah dari kebutuhan. Tahun ini memberi banyak dampakpada dunia properti. Mulai dari munculnya SOHO (Small Office Home Office). Suatu konsep hunian yang tidak hanya memenuhi kebutuhan seseorang akan tempat tinggal saja namun kebutuhan akan ruang usaha. Hunian ini dikonsep sedemikian rupa agar sesuai dengan ritme kerja masyarakat kota yang menginginkan fleksibilitas dan efisiensi.
Bisnis properti di Indonesia dianggap menguntungkan. Hal ini terlihat dari tingginya daya beli pasar. Kebutuhan terbanyak akan hunian tetap dipegang oleh Jabodetabek. Kenaikan tingkat perekonomian yang mencapai 6 % lebih, suku bunga yang rendah dan asumsi suku bunga yang cukup rendah bisa jadi alasan tingginya permintaan akan hunian. Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa tampaknya tidak banyak memberikan implikasi dalam perkembangan properti Indonesia. Hal ini dikarenakan perekonomian dalam negri menguat dengan suku bunga yang rendah serta pandangan investor yang baikterhadap dunia properti Indonesia.Beberapa bulan pertama, dunia properti banyak diwarnai program-program pengembangan pemerintah (Kemenpera) seperti FLPP(fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan)dan pembangunan rusunami bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini dirasa ideal untuk mengurangi tingginya tingkat perpindahan warga dari rumah menuju tempat kerja. Sasaran program ini harus sesuai, mengingat pemerintah memberikan subsidi yang cukup besar bagi masyarakat yang menginginkan hunian vertikal ini. Selama beberapa bulan terakhir isu tentang FLPP terus bergulir dan sebagian besar mengundang keprihatinan dari pihak pengamat.
Pada akhir April, isu tentang kenaikan BBM memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kenaikan harga material. Pasalnya untuk distribusi material masih mengandalkan BBM. Alhasil, jelas tejadi kenaikan pada harga jual rumah. Kenaikan diprediksi mencapai 11 %. Angka yang sangat signifikan bagi masyarakat berpenghasilan kecil.Investasi di bidang toko dan ruko juga tengah menjadi primadona pada pertengahan tahun ini. Jakarta dengan istilahnya yang melekat yaitu "Place to Combine Bussiness and Plesure" menjadikan area-area perbelanjaan sebagai lahan menjanjikan para investor ruko dan toko. Bagaimana tidak? jangka waktu penyewaan ruko yang biasanya 2-3 tahun memungkinkan terjadinya perputaran dagang. Jika tingkat transaksi meningkat maka memungkinkan terjadinya pematangan lokasi. Pembeli akan datang terus dan lokasi menjadi ramai seperti yang kita lihat pada ruko perbelanjaan di Tanah Abang dan Senen.Selain investasi ruko, hunian vertikal juga tengah diminati. Tingginya mobilitas masyarakat sekarang menuntut adanya akses yang mudah dari dan menuju lokasi kerja. Hal inilah yang kemudian membuat permintaan akan hunian vertikal semakin tinggi. Kedepannya, konsep rumah ini akan menjadi solusi yang ideal bagi masyarakat yang menginginkan hunian namun ketersediaan tanah semakin sempit dan mahal. Lokasi apartemen yang diminati biasanya berada dilokasi CBD (Central Busines District) dan area pendidikan. Hunian vertikal ini beragam jenisnya, tergantung dari sasarannya.Lalu bagaimana dengan konsep lingkungan yang tengah"in" diranah properti?green propertymenjadi salahsatu pilihannya. Penerapan konsep properti ini biasanya diterapkan oleh perumahan dengan skala besar. Konsep yang diusung terkait dengan penerapangreen building (reduce, reuse,danrecycle). Meskipun mengusung konsep "green", nyatanya biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari membuat hunian biasa. Namun,impactkedepannya memberikan manfaat yang besar.
Secara garis besar. meskipun perekonomian dunia masih bergolak. Indonesia pada khususnya masih berada diposisi stabil. Terlihat dari meningkatnya seluruh sektor properti di Indonesia. Meskipun mayoritas didominasi oleh hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah namun ini menjadi sebuah indikasi positif dari pertumbuhan properti Indonesia yang bergerak naik. Jangan ragu untuk berinvestasi di sektor properti namun tetap perhatikan kemana arus kebutuhan dan tuntutan akan mengarah. Jeli membaca situasi akan mendatangkan keuntungan di masa mendatang.Foto : Dok.iDEA