Pada dasarnya fondasi dari bangunan ini membutuhkan material yang lebih ringan dari air namun harus cukup kuat untuk menopang bangunan di atasnya. Lama proses produksi bangunan pun tergantung pada lokasi dan dimensi bangunan. Berikut ini adalah dua konsep yang paling popular.
FlexBase yang merupakan konsep yang sudah dipatenkan untuk konstruksi floating architecture.Fondasi yang diaplikasikan menggunakan EPS (Expanded Poly Styrene), busa (super ringan), dan seringkali menggunakan beton solid. FlexBase tidak bisa tenggelam, tahan lama, bebas maintenance, dan memiliki ukuran dan bentuk yang fleksibel.Fondasi dengan menggunakan storageudara. Konsepnya seperti kotak baja pada kapal laut. Kelemahannya adalah material ini cenderung mudah berkarat, sehingga membutuhkan banyak perawatan terutama cat pelapis. Bisa juga terbuat dari kotak beton. Biasanya disebut dengan "Ark". Tidak cocok untuk berpergian, namun bagus untuk hunian. Contohnya adalah rumah perahu.
FlexBase yang merupakan konsep yang sudah dipatenkan untuk konstruksi floating architecture.Fondasi yang diaplikasikan menggunakan EPS (Expanded Poly Styrene), busa (super ringan), dan seringkali menggunakan beton solid. FlexBase tidak bisa tenggelam, tahan lama, bebas maintenance, dan memiliki ukuran dan bentuk yang fleksibel.
Fondasi dengan menggunakan storageudara. Konsepnya seperti kotak baja pada kapal laut. Kelemahannya adalah material ini cenderung mudah berkarat, sehingga membutuhkan banyak perawatan terutama cat pelapis. Bisa juga terbuat dari kotak beton. Biasanya disebut dengan "Ark". Tidak cocok untuk berpergian, namun bagus untuk hunian. Contohnya adalah rumah perahu.
Foto: DOK. BART VAN BUEREN & DOK.WATERARCHITECHT