Follow Us

Proyek Monorel Sisakan Urusan Utang Tiang

Devi F. Yuliwardhani - Kamis, 17 Oktober 2013 | 07:44
Proyek Monorel Sisakan Urusan Utang Tiang
Devi F. Yuliwardhani

Proyek Monorel Sisakan Urusan Utang Tiang

Monorel semula dibangun tahun 2004. Namun, seiring berjalannya waktu, tak ada investor yang melirik proyek tersebut. Hal itu menyebabkan PT Adhi Karya, selaku pemegang saham terbesar, yakni 32 persen, nombok Rp 192 miliar biaya pembangunan fondasi dari Kuningan hingga Senayan. Kongsi pun pecah antara PT JM dan PT Adhi Karya. Persoalan itu berbuntut gugatan yang dilayangkan PT Adhi Karya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan soal siapa yang berhak memiliki aset sekitar 90 fondasi monorel itu. PT Adhi Karya merasa aset itu miliknya karena pengerjaan konstruksi dilakukan olehnya. Sebaliknya, PT JM menganggap aset itu juga miliknya lantaran megaproyek itu dipegang PT JM. Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswo Darmawan melalui keterangan resminya, Juni 2013 kemarin, menyebut angka Rp 193,662 miliar merupakan angka yang harus dibayar PT JM. Menurutnya, PT Adhi Karya lewat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 296/Pdt.G/2012/PN JKT Selatan tanggal 11 September 2012 adalah pemegang hak sebanyak 90 fondasi monorel itu. Namun, hingga Jokowi meresmikan kelanjutan pembangunan monorel, Rabu kemarin, PT JM diketahui belum sepeser pun membayar kewajibannya. Beredar kabar, PT JM bersedia membayar jika nilai tiang di bawah Rp 190 miliar. Saat dikonfirmasi, PT Jakarta Monorail enggan memberikan keterangan dan menyerahkan penjelasannya kepada PT Adhi Karya. "Saya harus hati-hati dengan pernyataan ini (soal kewajiban atas tiang monorel) karena PT Adhi Karya perusahaan terbuka, jadi mendingan konfirmasi ke Adhi Karya," kata Direktur Utama PT JM John Aryananda. Belum selesai utang tersebut, PT JM malah menggandeng empat perusahaan konstruksi, salah satunya Waskita, dalam hal pengadaan sebanyak 4.000 potong beton sebagai alas rel kereta. Direktur Teknis PT JM tak memastikan apakah Adhi Karya akan terlibat lagi atau tidak. Lantas, apa tanggapan Jokowi? Orang nomor satu di Jakarta itu tampaknya tidak mau tahu akan permasalahan perusahaan yang dipercayai membangun monorel. Ia enggan mencampuri soal sengketa 90 tiang fondasi monorel tersebut. Ia menyerahkan kepada pihak yang bersengketa. "Pembayaran itu urusannya PT Jakarta Monorail sama PT Adhi Karya. Itu urusan swasta dengan swasta, kita ndak ikut campur," ujar Jokowi, saat peresmian logo monorel di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, pada Rabu malam. Proyek monorel yang sempat mangkrak sejak tahun 2007 dipastikan dibangun tahun 2013. Pembangunan proyek dengan nilai investasi Rp 15 triliun itu mulai dibangun di tepi Jalan Setiabudi, samping Tugu 66, Jakarta Selatan. Perhitungan sementara, satu rangkaian monorel dapat mengangkut 300.000 penumpang pada tahun 2016. Jumlah itu secara bertahap akan ditambah hingga 600.000 hingga tahun 2020. Melihat persoalan yang masih membelit, akankah proyek itu kembali terganjal pada kemudian hari? Yang jelas seluruh proyek pembangunan harus melewati proses yang baik dan benar. Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com

Editor : Devi F. Yuliwardhani

Latest