Follow Us

"Kami Tahu Melanggar, Biar Kami Bongkar Sendiri"

Devi F. Yuliwardhani - Jumat, 25 Oktober 2013 | 07:00
Kami Tahu Melanggar Biar Kami Bongkar Sendiri
Devi F. Yuliwardhani

Kami Tahu Melanggar Biar Kami Bongkar Sendiri

Target operasi kali ini, pengosongan lahan seluas 1,5 hektar yang ditumbuhi 113 bangunan dan dihuni lebih dari 150 keluarga. Ini merupakan program lanjutan penataan kawasan Waduk Pluit yang dimulai sejak awal tahun ini.

Pukul 08.00, matahari belum terlalu panas, pembongkaran dimulai. "Brakk! brakkk! brukkkkk!" bunyi bangunan berbahan kayu dan bambu serta atap seng atau asbes ambruk dihantam alat berat. Sejalan dengan kerja aparat, pemulung bergerak cepat memungut sisa bangunan.

Suasana Kampung Taman Burung jauh dari mencekam meski aparat berseragam tampak dominan siang itu. Operasi berlangsung lancar. Kurang dari empat jam, mayoritas bangunan telah ambruk. Warga bahkan membantu petugas membersihkan material bangunan yang berserak.

Jumat (25/10/2013), sehari setelah surat perintah pembongkaran dilayangkan petugas kelurahan dan kecamatan, sebagian penghuni mulai membongkar bangunannya. "Kami tahu ini bukan lahan milik kami. Biar kami sendiri yang membongkar bangunan kami," kata Sujarwo (50), penghuni Kampung Taman Burung.

Menurut tokoh warga setempat, Sampra Daeng Ale (55), warga mendukung pemerintah menata kawasan. Warga sadar tinggal di lahan negara. "Saat negara memintanya (lahan), tidak ada hak kami untuk menahannya," ujarnya.

Bagi petugas, penertiban kali ini sangat nyaman, nyaris tak ada penolakan. Koordinator Normalisasi Waduk Pluit, Heryanto menyebutkan, pemerintah berencana mengosongkan 3 hektar Kampung Taman Burung. Pada tahap ini, aparat menyasar 1,5 hektar lahan yang dihuni sekitar 150 keluarga. Sisanya menyusul kesiapan rumah susun (rusun) untuk menampung warga pindahan.

"Dinas Perumahan DKI Jakarta menyiapkan 120 unit rusun untuk program kali ini. Sekitar 130 keluarga lain akan direlokasi pada program pengosongan selanjutnya," kata Heryanto.

Lahan bekas permukiman liar di Kampung Taman Burung akan dibangun menjadi taman kota. Menurut sejumlah warga, sebelum dihuni oleh warga pendatang mulai tahun 1990-an, lahan milik negara itu merupakan taman yang biasa dipakai sebagai tempat perlombaan burung.

Camat Penjaringan, Rusdiyanto menyebutkan, 90 keluarga dari 113 keluarga sepakat pindah ke Rusun Pinus Elok. Sebanyak 49 keluarga telah masuk ke rusun, sisanya menunggu perbaikan unit-unit rusun.

Para penghuni kampung itu umumnya buruh harian, pedagang, dan pekerja di tempat pelelangan ikan Muara Baru di Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka berharap bisa menghuni Rusun Waduk Pluit yang relatif dekat dengan lokasi kerja. Namun, 400 unit rusun itu dinyatakan penuh pascabanjir besar pada Januari 2013.

Tahun ini, selain membongkar permukiman liar dan membangunnya jadi taman di sekitar Waduk Pluit, pemerintah sDKI Jakarta menargetkan pengerukan sekitar 4 juta meter kubik di wilayah perairan seluas 20 hektar Waduk Pluit.

Pengerukan diharapkan menambah kedalaman perairan 2 meter menjadi 3-5 meter. Dengan demikian, kapasitas tampung waduk bertambah dan mengurangi risiko banjir dan genangan di Kawasan Penjaringan.

Sumber: http://megapolitan.kompas.com

Editor : Devi F. Yuliwardhani

Latest