Musim dingin di daerah perkotaan, adalah saat yang paling menyedihkan untuk para tunawisma, dengan suhu nol derajat, mereka bisa meninggal karena hipotermia. Namun, kali ini seorang desainer hadir bersama dengan solusi hunian bagi para tunawisma, ParaSITE.
Sewaktu masih menjadi pelajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika, Michael Rakowitz berpikir untuk mengembangkan udara panas yang dihasilkan oleh bangunan dengan HVAC system untuk para tunawisma.Terinspirasi dari tenda Bedouin yang bisa beradaptasi dengan baik di gurun.Rakowitz merancang sebuah smart urban shelter dengan menggunakan HVAC Systematau yang kita kenal dengan sistem pengontrol suhu udara pada bangunan, untuk melindungi tunawisma dari perubahan suhu yang ekstrim setiap tahun.ParaSITE pertama kali dirancang untuk seorang pria bernama Bill Stone, Cambridge, Massachusetts, dan semenjak itu Rakowitz menyempurnakan desainnya dengan mengganti jenis plastik yang digunakan. Awalnya ia menggunakan plastik sampah berwana hitam, menjadi kantong plastik Ziplock atau plastik bening.ParaSITE berbentuk kecil, dapat dilipat, dan terdiri dari dua lapisan. Sangat fleksibel untuk digunakan pada berbagai jenis ruang dengan luas yang bervariasi.Pada satu kesempatan, Rakowitz mendesain kantung tidur setinggi 18 inch untuk seorang tunawisma di New York, tingginya disesuaikan dengan peraturan mengenai ketinggian struktur jalan yang berlaku.ParaSITE sangatlah sederhana, efektif, dan harganya pun di bawah 5 dolar, atau setara dengan Rp50.000 saja. Selama lebih dari 17 tahun, Rakowitz setidaknya sudah membangun 60 shelter di berbagai kota, tempat ia pernah menetap dan berencana untuk mengembangkan kembali proyek ini ke depannya. Inovatif!
Sumber:+ Michael RakowitzViaFastCo.Exist