Komunitas pesepeda dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta rupanya pernah merancang desain jalur sepeda di Ibu Kota. Namun, sejak pembicaraan tersebut di tahun 2009 silam, hingga saat ini belum ada yang terealisasi. Toto Sugito, ketua Bike to Work Indonesia mengungkapkan, desain jalur sepeda itu bernama Master Plan Non Motorized. Pada desain itu, tergambar jalur-jalur sepeda dari daerah permukiman warga ke pusat kota dan ke sejumlah moda transportasi masal. "Misalnya dari Bekasi, Depok, Bogor, semua jalur sepeda dirancang menuju ke pusat Jakarta," ujarnya beberapa waktu lalu. "Enggak cuma itu, jalur sepedanya juga kita integrasikan dengan moda transportasi massal di titik-titik yang strategis," tutur Toto. Namun sayang, desain yang telah ada tidak segera direalisasikan. Entah apa alasannya. Jalur sepeda yang direalisasi hanya ada di Melawai, Jakarta Selatan, dan Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur. Itupun keberadaannya setengah-setengah. Pemerintah Provinsi Jakarta dianggap tak serius menyediakan jalur sepeda. Cat jalur yang seharusnya berwarna hijau telah pudar serta menyatu dengan warna aspal, tidak ada rambu-rambu pada jalur sepeda tersebut, tak adanya lahan parkir khusus sepeda, serta beberapa ruas digunakan oleh pedagang kaki lima, adalah kondisi mengenaskan jalur sepeda yang ada di Jakarta.
Dilema Gubernur DKI Jakarta Saat bersepeda bersama komunitas Bike to Work beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui kondisi jalur sepeda di Ibu Kota memang jauh dari layak. Namun, Jokowi pun mengaku dilema jika membangun jalur sepeda banyak-banyak. Dia khawatir keberadaan jalur sepeda malahan tidak efektif. "Maka dari itu, kita selalu hitung-hitungan. Kalau dibangun jalur sepeda, siapa yang gunakan? Efektif atau enggak. Di KBT dan Melawai kan sudah ada tapi nyatanya tidak efektif karena sedikit," ujar pria yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut. Kendati demikian, Jokowi mengaku bukan berarti Pemprov DKI mengabaikan pesepeda di Ibu Kota. Jokowi tetap akan membangun jalur sepeda dengan harapan jalur tersebut efektif dan mampu mengurangi kemacetan serta membuat warga sehat. Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono membenarkan pada tahun 2009 pihaknya bersama komunitas pesepeda bersama merancang jalur sepeda integrasi di Jakarta. Meski diakuinya belum terealisasi 100 persen, Pristono yakin desain tersebut akan terealisasi pada waktu yang akan datang secara bertahap. "Bertahap dong. Sekarang di KBT dan Melawai dulu. Nanti yang di KBT misalnya, akan diteruskan sampai ke Marunda," ujarnya. Belajar dari Amsterdam dan Copenhagen Muhammad Lutfi, Bagian Penelitian dan Pengembangan Bike to Work mengungkapkan, desain jalur sepeda integrasi tersebut dirancang berdasarkan referensi berbagai kota dengan jalur sepeda yang baik, yakni Amsterdan (Belanda) dan Copenhagen (Denmark). Dua kota itu telah membangun jalur sepeda integrasi sejak puluhan tahun dan memberikan dampak positif bagi kota. Lutfi mengatakan, Jakarta perlu belajar dari dua kota tersebut. Pasalnya, kondisi pembangunan jalur sepeda di Jakarta saat ini sama persis ketika kedua kota tersebut mulai membangun jalur sepeda integrasi pada puluhan tahun silam. "Khususnya di Amsterdam ya. Awalnya jumlah pengguna kendaraan bermotor meledak. Lalu pemerintahnya sadar dan akhirnya membangun jalur sepeda. Masyarakat pun beralih," ujar Lutfi.
Sumber: kompas.com