Follow Us

Kota Sehat dengan Ruang Publik Mengakomodasi

Maulina Kadiranti - Minggu, 13 April 2014 | 08:00
Kota Sehat dengan Ruang Publik Mengakomodasi
Maulina Kadiranti

Kota Sehat dengan Ruang Publik Mengakomodasi

iDEAonline.co.id - Keberadaan ruang publik menjadi suatu persyaratan yang penting dalam menciptakan sebuah kota yang sehat. Ruang dimana masyarakat bebas beraktivitas, berinteraksi dan menikmati kebebasannya akan ruang untuk bersantai. Faktanya sekarang, ruang publik semakin terpojokkan oleh cor-an beton luas berlabelkan tempat parkir atau gedung tinggi pencakar langit.

Sebagian besar masyarakat sudah tampak terbiasa dan bahkan tidak merasa bahwa ruang publik itu menjadi hal yang penting. Keberadaan mall dan area perbelanjaan dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan masayarakat akan ruang publik. Namun, apa bisa dikatakan ruang publik jika kita harus mengeluarkan uang untuk menikmatinya? Tentunya tidak. Ruang publik itu penting, sama pentingnya dengan memperjuangkan hak akan hidup, memperjuangkan apa yang harusnya menjadi milik kita.

Abimantra Pradhana , Urban Designer AplusA Architects mengungkapkan bahwa sebagian besar dari penduduk Jakarta sebenarnya belum sadar akan pentingnya ruang publik. Kita memiliki banyak taman, namun masih kurang bisa diakses dan dicapai oleh masyarakat. Setiap jarak berjalan kaki 20 menit, harusnya kita bisa bertaman. Artinya, taman itu memang harus memiliki aksesbilitas yang mudah bagi publik.

Keberadaan ruang publik juga terkait dengan kiprah dari arsitek. Sebagian besar tanah Jakarta didominasi bangunan individual, bangunan yang soliter. Hal seperti ini yang harusnya diperhatikan. Yang dibutuhkan adalah sebuah aksesbilitas antara gedung ini, sebuah koneksi yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya. Akses inilah yang kemudian menjadi bagian dari ruang publik.

Dalam membangun sebuah gedung atau apapun terkait infrastruktur kota, tetap ada regulasi yang mengikat. Jangan sampai arsitek melanggar regulasi yang memang ada, seperti rasio bangunan terhadap tanahnya, dll. Arsitektur harus bisa bersinergi dengan lingkungannya, harus bisa memberikan kenyaman. Kenyamanan akan ruang untuk beraktifitas dan menikmati hari.

"Minimal dengan hal ini kita sudah satu tahap menjadi sensitif terhadap lingkungan. Dan yang terakhir kita tinggal membawa orang-orang untuk menikmati ruang di bangunan kita".

Masyarakat saat ini rentan dengan penyakit kolesterol, jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya. Penyebabnya? Simpel saja, pola hidup yang tidak sehat. Pola makan yang sembarangan tidak diimbangi dengan olahraga yang cukup. Tidak perlu mahal untuk menjadi sehat, agar terhindar dari penyakit ini, Anda hanya perlu menyempatkan diri untuk berjalan kaki setiap hari selama 30menit saja.

Namun, masyarakat kini sudah banyak yang meninggalkan budaya jalan sehat. Kenapa? Faktanya disepanjang jalan, lahan yang harusnya dapat digunakan untuk berjalan kaki justru digunakan oleh para PKL untuk berjualan, belum lagi cuaca yang terik dan tidak adanya pepohonan yang menaungi. Asap kendaraan bermotor pun menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kemudian berfikir dua kali untuk berjalan kaki.

Apa yang dibutuhkan? Yang dibutuhkan tentunya ruang publik yang memang mengakomodasi para pejalan kaki, yang memberikan ruang dan fasilitas yang baik. Jangan sampai ruang gerak kita semakin terbatasi oleh gedung-gedung dan lahan parkir.

Karenanya, permasalahan ruang publik ini perlu menjadi perhatian yang utama. Permasalahan yang harus dicari solusinya, karena banyak pihak yang harus dilibatkan. Pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan pentingnya sebuah ruang publik melalui regulasinya. Sementara untuk Anda, mulailah membiasakan budaya berjalan kaki, budayakan hidup sehat untuk membangun kota yang sehat.

Foto: Dok.iDEA/Indra Zaka Permana

Editor : Maulina Kadiranti

Latest