iDEAonline.co.id - Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Jones Lang LaSalle baru-baru ini, pasar properti di Jakarta masih dibayang-bayangi kondisi ekonomi dan bisnis yang melambat sehingga belum terlihat adanya pergerakan aktivitas yang signifikan dari triwulan sebelumnya.
Perlambatan pasar propertiitu terjadi di tiga sektor yaitu, perkantoran komersial, dan retail. Untuk sektor perkantoran komersial, Angela Wibawa mengatakan bahwa penyerapan ruang kantor di daerah CBD kembali menurun dari sekitar 24.000m2di triwulan sebelumnya jadi sekitar 16.000 m2. Walaupun penyerapan menurun, tingkat hunian perkantoran di CBD naik tipis namun tetap di kisaran 94 persen.
Di sektor ritel Vivin Harsanto, Head of Strategic Consulting, mengatakan bahwa sepinya ekspansi peritel dalam periode ini membuat penyerapan ruang ritel di mal-mal Jakarta turun cukup signifikan. Antara Januari dan Maret 2014, tercatat hanya sekitar 3600 m2penyerapan bersih yang terjadi di Jakarta.
Sementara di dua sektor jadi terjadi perlambatan dan penurunan tapi untuk sektor kondominium terjadi peningkatan. Menurut Luke Rowe (Head of Residential) penjualan sepanjang periode januari sampai maret 2014 mengalami kenaikan dibanding perioder triwulan sebelumnya. Penjualan unit kondominium di pasar primer dalam periode ini mencapai sekitar 3.350 unit, naik hampir 50 persen.
Foto: iDEA/Hamzah Al Rasyid