iDEAonline.co.id - Perlambatan subsektor perumahan yang disebabkan pengetatan dan tingginya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR), tak hanya berimbas pada anjloknya catatan penjualan rumahdi kawasan
Penjualan Rumah di Yogyakarta Melorot
Menghadapi perlambatan, Ciputra Group kemudian melakukan berbagai penyesuaian. Selain target penjualan, juga merancang skema kemudahan pembayaran, memperkecil luas bangunan rumah baru."Konsumen kami sebagian besar sensitif terhadap uang muka (down payment/DP). Oleh karena itu, kami merancang kemudahan pembayaran melalui skemain house installmentdengan besaran DP lebih rendah dari ketentuan BI," jelas Agung.
Upaya tersebut setidaknya sedikit membantu mendongkrak penjualan pada April ini. Menurut Agung, jika pada September 2013 hingga Februari 2014, volume rumah terjual sangat minim, Maret sedikit membaik. Aktivitas transaksi mulai kembali berjalan dinamis.
"Kami harap April ini catatan penjualan akan stabil dan normal seperti sebelum 1 September 2013 saat LTV untuk rumah kedua, ketiga, dan seterusnya diberlakukan," tukas Agung.
Meski kondisi lesu, tak menghalangi Ciputra Group untuk melakukan ekspansi. Mereka berencana menambah 2 sampai 3 portofolio lagi di daerah barat, dan selatan Yogyakarta.
Sementara PT Cahaya Griya Inti Santoso akan menggeber pembangunan Pesona Bener di kota Yogyakarta, dan Pesona Blunyah di Kabupaten Sleman. Kedua proyek ini menyediakan rumah seharga Rp600juta hingga Rp800juta per unit.
Sumber: properti.kompas.com
Editor : iDEA
PROMOTED CONTENT
Latest