iDEAonline.co.id - Harga lahan BSD Citydi Serpong, Banten, merupakan salah satu dari lima kawasan yang diprediksi Colliers International Indonesia, akan mengalami ledakan properti dalam lima tahun lagi.
Betapa tidak, saat ini, pengembangan properti berbagai jenis berlangsung intensif. Pembangunan perumahan, pusat belanja, ruko, dan perkantoran, terjadi di setiap jengkal lahan. Tak mengherankan bila aktivitas konstruksi tersebut memicu harga lahan semakin tinggi.
Menurut Marketing Executive kantor broker properti Ray White BSD City, Erni, posisi harga lahan paling aktual tertinggi mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta per meter persegi. Lahan dengan patokan harga dua digit tersebut berada di lokasi-lokasi strategis BSD City, seperti di Jalan BSD Boulevard.
"Sementara harga lahan terendah sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per meter persegi. Lahan dengan harga senilai ini berada di dalam lingkungan perumahan. Di Kencana Loka, kita masih bisa menemui kavling dengan patokan segitu," ujar Erni kepada Kompas.com, Sabtu (24/5/2014).
Itu pun, lanjut Erni, persediaan terbatas. Hanya beberapa unit kavling saja. Sedangkan harga tertinggi lahan BSD Citydi dalam lingkungan perumahan sekitar Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per meter persegi yang berada di dalam area Puspita Loka dan sekitarnya, atau klaster-klaster lama.
Tingginya harga lahan menstimulasi harga properti yang dikembangkan di atasnya. Untuk hunian seluas 72 meter meter persegi dengan lahan 90 meter persegi, ditawarkan sekitar Rp 700 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan tipe di atasnya lagi yakni luas bangunan 90 meter persegi, dan tanah 100-an meter persegi mencapai Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar per unit.
"Meski tinggi, harga lahan dan properti di BSD City jauh lebih rendah ketimbang di Alam Sutera atau Summarecon Serpong. Demikian halnya dengan harga properti komersialnya seperti ruko. Di BSD City, ruko tiga lantai masih dibanderol Rp 2 miliar atau Rp 3 miliar per unit. Sementara Alam Sutera sudah tembus angka Rp 4 miliar per unit," papar Erni.
Lepas dari itu, tambah Erni, peminat properti di BSD City jauh lebih banyak ketimbang kawasan lainnya. Peminat ini, mengacu pada calon pembeli yang bermotif investasi. Mereka berharap kenaikan atau pertumbuhan yang lebih tinggi karena harga masih lebih kompetitif. Sementara di tempat lain, pertumbuhan akan terjadi lebih moderat karena harga sudah tinggi.
Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan, BSD City punya kesempatan luas untuk menjadi generator pertumbuhan properti di wilayah Serpong. Pasalnya, kawasan ini dilintasi oleh jaringan infrastruktur dan transportasi terpadu.
"Jalan Tol Lingkar Luar 1, menghubungkan koridor Simatupang dan BSD City. Sementara Jalan Tol Lingkar Luar 2 akan menghubungkan BSD City dengan kawasan lainnya hingga mencapai Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Kami prediksikan BSD City dan kawasan lainnya yang terhubung jalur ini akan boomingdalam lima tahun ke depan," pungkas Ferry.
Sumber: properti.kompas.com