Penggunaan material kayu untuk membuat rangka atap mulai berkurang. Perlahan-lahan masyarakat mulai melirik penggunaan bahan baja ringan, si anti-karat untuk konstruksi rangka atap rumah mereka.
Baja ringan merupakan salah satu bahan alternatif yang cocok digunakan untuk membuat konstruksi rangka atap rumah. Bahan jenis ini cenderung merupakan jenis material yang ringan, kuat, panjang usia dan mudah untuk dipasang. Jadi, bisa dipastikan material ini memang memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan material atap rumah biasa.
Agar tidak mudah berkarat, baja ringan mengalami proses pelapisan antikarat. Ada dua jenis bahan lapisan yang biasanya digunakan, yaitu galvanis dan campuran almunium dan zinc. Bahan baja dengan yang dilapisi galvanis bisanya lebih tahan karat, sementara bahan baja yang dilapisi campuran almunium dan zincakan lebih tahan terhadap korosi air dan garam.
Penggunaan bahan baja ringan, tidak sama dengan penggunaan bahan kayu, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih baja ringan untuk rangka rumah Anda:
Produsen. Produsen yang baik biasanya akan memberikan software yang akan membantu Anda dalam menghitung struktur terbaik, untuk atap rumah Anda. Prepabrikasi, yakni perakitan kuda-kuda dibuat di pabrik dengan bantuan mesin akan menjamin kerapian produk dan menghindari dari kesalahan pemasangan yang dilakukan tukang.Spesifikasi. Salah satu acara untuk mengetahui kualitas baja yang Anda beli, adalah dengan cara menekuknya. Baja dengan kualitas baik tidak akan menghasilkan kerutan garis ketika ditekuk.
Produsen. Produsen yang baik biasanya akan memberikan software yang akan membantu Anda dalam menghitung struktur terbaik, untuk atap rumah Anda. Prepabrikasi, yakni perakitan kuda-kuda dibuat di pabrik dengan bantuan mesin akan menjamin kerapian produk dan menghindari dari kesalahan pemasangan yang dilakukan tukang.
Spesifikasi. Salah satu acara untuk mengetahui kualitas baja yang Anda beli, adalah dengan cara menekuknya. Baja dengan kualitas baik tidak akan menghasilkan kerutan garis ketika ditekuk.
Foto: Dok.iDEA