iDEAonline –Pusat Arsitektur Indonesia yang bekerjasama dengan kurator Setiadi Sopandi dan Avianti Armand, meluncurkan pameran bertajuk “Friedrich Silaban, Arsitek 1912-1984”.
Pameran ini diluncurkan untuk membawa sosok penting dalam sejarah nasional dan arsitektur Indonesia ke dalam wacana kebudayaan di Indonesia saat ini.
Pameran “Friedrich Silaban, Arsitek 1912-1984” juga merupakan puncak dari kegiatan dalam mempelajari, melestarikan, menyiarkan pengetahuan dalam catatan kehidupan dan karir sang arsitek.Upaya ini telah dirintis sejak tahun 2007 melalui serangkaian acara yang digagas oleh komunitas/jejaring modern Asian Architecture Network (Maan).
Pameran dibuka melalui fragmen 1 yang bertajuk “menjadi Silaban”, berlanjut ke fragmen 2, “Soekarno dan Silaban”, fragmen 3, yaitu “monumen”, fragmen 4 merupakan fragmen khusus yang bertajuk “Istiqlal”, dan fragmen 5 atau fragmen terakhir, “Akhir”.
Friedrich Silaban sendiri merupakan arsitek kenamaan Indonesia yang aktif berkarya sejak masa akhir penjajahan Belanda hingga pada akhir dekade 1970. Karyanya yang paling terkenal adalah Masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar se-Asia Tenggara.