Follow Us

Berjaya Selama Puluhan Tahun, Ini Alasan Mengapa Baja Lapis Naik Pamor

Johanna Erly Widyartanti - Kamis, 06 September 2018 | 09:00
Ini Alasan Mengapa Baja Lapis Naik Pamor
Dok. NS BlueScope Indonesia

Ini Alasan Mengapa Baja Lapis Naik Pamor

IDEAonline - Pembangunan infrastruktur sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah saat ini.

Berbagai sarana transportasi dan bangunan publik dibangun tidak hanya untuk penyediaan fasilitas bagi masyarakat luas namun juga dapat menjadi bangunan ikonik bagi suatu daerah agar bisa menjadi destinasti wisata yang membanggakan.

Kejaran pada performa dan kekuatan bangunan serta keindahannya, membuat material inovatif semakin menjadi pilihan.

Dari sekian banyaknya inovasi material bangunan, baja salah satu yang mengalaminya.

Penggunaan baja sebagai rangka atap dan dinding sudah dikenal puluhan tahun lalu.

Sebagai pengganti material kayu, ketahanan baja yang antirayap dan tak menjalarkan api, sudah banyak diaplikaskan di bangunan-bangunan publik maupun hunian.

Ini Alasan Mengapa Baja Lapis Naik Pamor
Dok. NS BlueScope Indonesia

Ini Alasan Mengapa Baja Lapis Naik Pamor

Sat ini, salah satu inovasi baja diterapkan pada produk baja lapis.

“Inovasi pada baja lapis dewasa ini merontokkan persepsi beberapa pelaku industri properti yang memandang pemanfaatan baja lapis hanya cocok untuk bangunan industrial dengan kebutuhan khusus.

Pemahaman baja sebagai material kaku yang hanya mengedepankan kekuatan, kami hilangkan dengan menawarkan baja lapis inovatif Colorbond®,” ujar Sally Dandel, Vice President Marketing – PT. NS BlueScope Indonesia.

Berbagai inovasi pada baja lapis melunturkan beberapa hal terkait penggunaan baja dalam bangunan selama ini di antaranya, kegagalan konstruksi yaitu ambruknya bangunan karena terjadinya korosi, kesulitan material untuk dibentuk, cepat pudarnya warna pada bangunan.

Sehingga mengurangi keindahannya dan membutuhkan biaya untuk merenovasinya, mudahnya bangunan kotor oleh debu yang menempel, serta efek panas yang ditimbulkannya di dalam bangunan.

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest