Diya Eka Wicaksana, dari Balai Material dan Peralatan Konstruksi PUPR menambahkan, program sertifikasi ini diharapkan akan memunculkan tenaga-tenaga pemasang yang andal untuk keselamatan konstruksi pembangunan.
Proses sertifikasi sendiri terdiri dalam beberapa tahap, yakni proses pembekalan teori, wawancara, dan praktik.
Dalam uji praktik sendiri, 2 lembaga pemerintahan tersebut dengan PT Tata Logam berkolaborasi sebagai tim penilai.
Menurut Diya terdapat beberapa poin penting yang harus dipenuhi tenaga pemasang yang mengikuti tes.
Baca Juga : Ketahui 5 Hal Ini Bila Ingin Ganti Rangka Kayu jadi Baja Ringan
Diantaranya keterampilan dan perilaku. Diya mengatakan, kalau salah satunya tidak terpenuhi, maka orang tersebut tidak bisa lulus.
"Penilaian perilaku misalnya dilihat dari kesiapan diri dengan memakai peralatan keamanan dan kebersihan saat bekerja," kata Diya.
Menurut Diya dan Johannes yang terlibat langsung dalam proses penilaian, peserta sudah memiliki pengalaman dan cukup baik dalam melakukan tes.
"Hanya saja mereka kadang kesulitan ketika harus mengerjakan pemasangan sesuai dengan ukuran yang baku," kata Johannes.
Lewat program sertifikasi ini diharapkan tenaga pemasang baja ringan tidak lagi menggunakan ukuran yang asal ketika memasang baja ringan.