Bukan Tentang Kekasih, Kafe Ini Justru Berbicara Kematian, Kok Bisa?

Selasa, 04 Desember 2018 | 11:00
atlasobscura.com

Kafe Kematian yang membahas kematian

IDEAonline - Sebuah restoran Maroko yang terselip di sisi jalan yang tenang dekat Times Square, hidup dengan percakapan-percakapan.

Hampir 20 orang berkeliaran di sekitar dua meja yang penuh dengan makanan dan minuman sambil tertawa-tawa.

Namun siapa sangka, itu adalah sebuah Kafe Kematian, tempat segala hal tentang kematian diperbincangkan dengan terbuka.

Baca Juga : Beda 27 Tahun dan Sempat Diterpa Isu Perselingkuhan, Begini Mewahnya Hunian Inggrid Kansil Seluas 2000 M Persegi

Ya, tidak seperti kafe kebanyakan yang melibatkan pembicaraan kecil dengan orang asing.

Di sini yang terjadi adalah renungan filosofis tentang kehidupan pasca kematian hingga komponen fisiologis kematian.

"Ketika tubuh sekarat ada banyak ... sekresi," kata Tanya, seorang perawat yang bekerja di unit perawatan intensif di rumah sakit setempat.

"Kami kadang-kadang memberi pasien obat untuk mencoba mengeringkan dan menghentikan mereka dari guncrukan."

Baca Juga : 5 Tahun Terbaring karena Sakit, Begini Kondisi Mak Nyak dan Huniannya yang Memprihatinkan

"Apakah itu yang mereka sebut kematian berderik?" Seseorang bertanya dari seberang meja.

Namun tidak semua pengunjung Cafe Death atau Kafe Kematian itu berasal dari profesi yang berhubungan dengan kematian.

atlasobscura.com

Kafe Kematian yang membahas kematian

Baca Juga : Saking Luasnya Rumah Ashanty, ARTnya Sampai Cuci Kulkas di Pinggir Kolam, Netizen: Masukan Saja Biar Kulkasnya Berenang!

Menurut Nancy Gershman, fasilitator kafe, banyak juga tamu yang datang dari berbagai lapisan masyarakat.

Mulai dari mahasiswa dengan keingintahuan filosofis tentang kematian hingga mereka yang telah menyaksikan sesuatu yang supranatural.

Beberapa orang yang datang ingin memahami kematian dengan lebih baik untuk mempersiapkan diri mereka sendiri.

Didirikan secara resmi pada tahun 2011, Kafe Kematian yang asli muncul sebagai gagasan dari pendirinya, Jon Underwood, di rumahnya di London Timur.

Baca Juga : Pernah Lempar Mantan Istri dengan Setrikaan, Mario Teguh Malah Berikan Villa Mewah Ini Untuk Linna Teguh!

Orang-orang asing mulai berkumpul di ruang bawah tanah di rumah Underwood untuk minum teh, mengunyah kue, dan dengan santai membicarakan kematian.

Sebelum meninggal secara mendadak akibat leukemia yang tidak terdiagnosis pada tahun 2017, Underwood dan ibunya menciptakan pedoman dan protokol yang mudah diakses sehingga siapa pun dapat membuat Kafe Kematian dalam komunitas mereka sendiri.

Sejak itu, lebih dari 7.300 kafe telah muncul di lebih dari 60 negara.

Hal itu sekaligus mengindikasikan adanya 'demam kematian' di mana manusia ingin mengatasi hasrat mendalam untuk memahami kematian, yang selama ini telah diabaikan atau dihindari.

atlasobscura.com

Kafe Kematian yang membahas kematian

Baca Juga : Lahir dari Keluarga Konglomerat, Adinda Bakrie Habiskan Uang 10 Miliar untuk Pernikahannya, Dapur Mewahnya Jadi Sorotan!

Sejak lama, manusia membisu tentang topik ini selama berabad-abad.

Yang menyebabkan manusia enggan membahas kematian dikarenakan itu adalah hal nyata yang mengerikan.

Karena kematian akan ilusi-ilusi nyaman yang melekat pada banyak dari kita.

Keanehan berbicara tentang kematian, melampaui fakta bahwa itu adalah salah satu topik tabu dalam kebudayaan mana pun.

Baca Juga : Bikin Merinding! Ribuan Ulat Bulu Masuki Permukiman Warga di Magelang

Sementara dengan menyediakan ruang dan menjadikan topik kematian sedikit lebih terbuka, maka itu juga membantu kita memahaminya dan merencanakan kematian.

Meski kita tak bisa mencegah terjadinya kematian kelak.

Jadi perencanaan untuk kematian memang menakutkan namun juga perlu.

Satu hal yang pasti, membahas kematian akan menjadi tidak terlalu mengerikan dan mudah dijalani ketika ada makanan, minuman, dan camilan seperti yang disediakan oleh Kafe Kematian.

Baca Juga : Kamar Mandi di Rumah Sempit? Cara Ini Bisa untuk Mensiasatinya, Loh!

Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul Bukan Gosipin Pacar, Tapi di Kafe Ini Kita Berbicara Tentang Kematian

Tag

Editor : Amel