Jangan Kena Tipu Saat Membeli Rumah, Perhatikan 3 Tipsnya

Sabtu, 30 Maret 2019 | 09:15
tribun

jual beli rumah

IDEAonline- Punyarumah untuk dihuni sendiri merupakan salah satu keputusan terpenting dalam siklus kehidupan seseorang.

Keputusan ini boleh jadi juga akan menjadi pengeluaran terbesar sepanjang hidup mereka.

Membeli rumah adalah komitmen jangka panjang yang tidak bisa diputuskan sambil lalu, karena sangat besar dampaknya terhadap kehidupan sebuah keluarga.

Karena itu membeli rumah harus direncanakan secara matang sejak awal, bahkan sejak sebelum menikah.

Baca Juga :5 Ide Renovasi Ruang Makan Dengan Suasana Alam, Bersantap Jadi Lebih Nikmat!

Panangian Simanungkalit, penulis buku "Beli Rumah & Apartemen, Tips dan Trik" memberikan tips agar tidak keliru ketika membeli rumah,yuk simak ulasannya!

1. Keluarga Muda

Bmsaccrington.com

ilustrasi beli rumah

Bagi keluarga muda atau pasangan yang baru saja menikah, harga biasanya menjadi pertimbangan utama dalam membeli rumah.

Umumnya pembelian rumah dilakukan dengan dukungan fasilitas KPR.

Hal ini bisa dimaklumi karena sebagai pasangan muda, mereka baru bekerja dan penghasilan belum terlalu tinggi.

Jadi, dengan harga rumah yang lebih murah, cicilan KPR yang harus mereka bayar setiap bulan juga kecil.

Membeli rumah dengan fasilitas KPR juga memungkinkan kita untuk hanya membayar sebagian dari harga rumah secara tunai.

Baca Juga :Menutup Pintu Kamar Saat Tidur Ternyata Bisa Selamatkan Nyawa dari Kebakaran! Ini Alasannya

Orang menyebutnya uang muka atau down payment (DP).

Nilainya sekitar 20-30 persen dari harga rumah, termasuk untuk biaya-biaya KPR.

Selebihnya ditalangi bank sebagai KPR.

Konsumen kemudian mencicil dana talangan atau kredit itu ke bank selama jangka waktu dan dengan tingkat bunga tertentu.

Bagi pasangan muda, itu berarti mereka sejak jauh hari sudah harus menyisihkan atau menabung sebagian penghasilan agar memenuhi kebutuhan uang muka itu.

Baca Juga : Ibu Asal Australia Ini Bagikan Tips Sederhana untuk Selamatkan Tanaman Kering di Rumah

2. Pasangan yang Mulai Mapan

Bagi pasangan dengan usia perkawainan di atas 10 tahunan, harga mungkin bukan lagi menjadi faktor utama dalam memilih rumah.

Dengan penghasilan dan kesejahteraan yang makin baik, dan anak-anak beranjak remaja, mereka mulai berpikir tentang rumah yang lebih besar, di desain lebih baik, dan dibangun dengan material lebih berkualitas, juga dilingkungi fasilitas yang lebih memadai.

Rumah ini berukuran 100-150 m2 dengan luas kavling antara 150 m2 dan 200 m2. Bentuk rumah tidak lagi satu lantai, tapi sudah dua lantai.

Harga rumah tipe ini antara Rp 300 juta sampai Rp 600 juta. Pengembang perumahan jenis ini biasanya juga menyediakan rumah tipe sedang dan besar.

Baca Juga :5 Ide Renovasi Ruang Makan Dengan Suasana Alam, Bersantap Jadi Lebih Nikmat!

Hanya saja lokasi perumahan yang memasarkan rumah seharga Rp 300 juta- Rp 600 juta juga tidak jauh berbeda dengan lokasi rumah seharga Rp 150 jutaan, yaitu di pinggiran kota.

Untuk mereka yang beraktivitas di Jakarta, ya di Jabodetabek.

Karena itu aksesibilitas terutama kendaraan pribadi, juga menjadi perhatian mereka, selain kelengkapan fasilitas seperti jaringan jalan yang memadai dan relatif lancar lalu lintas dan tersedia akses jalan tol.

Baca Juga : Hatinya Tak Siap Jika Gempi Miliki Ayah Tiri, Gading Marten Minta Gisel Tak Bawa Pria Baru Ke Rumahnya

3. Pasangan Mapan dan Pensiunan

TRIBUNNEWS

Agar Tidak Keliru, Yuk Perhatikan Tips Ini Saat Membeli Rumah!

Nah, pasangan mapan dengan usia perkawinan di atas 20 tahunan, memilih rumah cenderung eksklusif dan sangat mengutamakan privasi.

Bisa rumah baru, bisa rumah seken dengan lokasi boleh di pinggiran atau di tengah kota.

Ukuran rumah (bangunan dan kavling) juga lebih besar, di atas 200 meter persegi, denganharga rumah di atas Rp 800 juta per unit sampai miliaran rupiah.

Baca Juga :Terjerat Suap Meikarta, Ini Daftar Pundi Kekayaan Neneng Hassanah Yasin yang Kini Meningkat!

Karena yang dipentingkan prestise dan eksklusivitas, mereka sangat memperhatikan kualitas desain, spesifikasi material, fasilitas gaya hidup, kondisi lingkungan, dan sistem keamanan hunian.

Kadang mereka tidak terlalu hirau dengan kelengkapan fasilitas publik di dalam dan di sekitar perumahan, kendati kalau ada hal itu akan menjadi nilai tambah.

Jadi, fasilitas kalaupun disediakan yang utama bukan untuk memenuhi kebutuhan rutin, tetapi yang mencerminkan kelas dan gaya hidup penghuninya.

Ukuran rumah dan tanah pun harus serba besar. (*)

Baca Juga : Apartemen Ini Dibangun dengan Desain yang Bisa Bikin Tidur Nyenyak

Tag

Editor : Alfa