Buat Hunian Makin Berdimensi dan Lapang dengan Permainan Split Level, Begini Caranya!

Rabu, 24 April 2019 | 13:00
LOKASI: KEDIAMAN KEL. CATHY SARKAWi, PLUIT, JAKARTA UTARA INTERIOR: LILIANA FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA

Split Level: memainkan ketinggian lantai

Laporan TABLOID RUMAH edisi 198

IDEAonline - Membedakan ketinggian lantai adalah salah satu cara untuk mengatasi keterbatasan lahan.

Jika didesain dengan cermat, maka perbedaan ketinggian ini dapat menambah estetika rumah.

LOKASI: KEDIAMAN KEL. CATHY SARKAWi, PLUIT, JAKARTA UTARA INTERIOR: LILIANA FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA

Split Level: memainkan ketinggian lantai

Split level adalah penataan ruang yang mempermainkan ketinggian lantai.

Baca Juga : Setara dengan 20 Galon, Jumlah Urin di Kolam Renang Umum Bisa Timbulkan Penyakit Mematikan satu Ini!

Selain untuk mengakomodasi kebutuhan ruang, split level seringkali menjadi daya tarik tersendiri pada suatu bangunan.

Split level sebenarnya mengacu pada rumah 2 lantai namun ”disisipi” 1 lantai di tengahnya.

Jika pada rumah 2 lantai biasa hanya terdapat 2 ketinggian lantai, maka pada desain split level bisa terbentuk 3 atau 4 level ketinggian yang masing-masing perbedaannya hanya ½ lantai atau half floor.

Dalam bahasa Indonesia, kadang-kadang split level disebut dengan istilah ”lantai setengah”.

LOKASI: KEDIAMAN KEL. KRISTIN SITANAYA, PLUIT, JAKARTA UTARA INTERIOR: LILIANA FOTO: TAN RAHARDIAN

Split Level: memainkan ketinggian lantai

Baca Juga : Lolos dari Maut, Satu Keluarga Selamat dari Pemboman Sri Lanka Karena Malas Keluar Kamar!

Rumah bergaya split level bermula di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1950 ketika harga tanah di pinggir kota semakin tinggi sehingga ukuran lahan yang bisa dimiliki seseorang pun menjadi semakin mengecil, di bawah 150 m2.

Saat itu, gaya split level menggantikan gaya rumah ranch yang hanya 1 lantai yang banyak dibangun pada tahun 1930—1940.

Baca Juga : Jual Beli Tanah dengan Hanya Syarat Cap Jempol? Gimana Hukumnya?

Dalam catatan sejarah, adalah Frank Lloyd Wright (1867—1959), arsitek asal Amerika Serikat yang menemukan desain split level pada pertengahan 1920.

Harapan Wright, desain rumah dengan cara membagi lantai ini mampu mengakomodasi kebutuhan sehingga masalah keterbatasan lahan pun teratasi

Lebih Berdimensi

Split level memang lebih mudah diaplikasikan pada lahan berkontur miring atau berbukit, namun bukan berarti tidak bisa diaplikasikan pada lahan datar, dengan tambahan struktur tentunya.

Bahkan, pada perkem-bangannya, split level ini menjadi pilihan desain rumah agar rumah lebih berdimensi dan jauh dari kesan datar yang monoton.

Akhir-akhir ini split level juga diaplikasikan pada rumah yang memiliki lahan yang cukup luas.

Split level juga bisa menyatu dengan bordes (area pemberhentian sementara) pada tangga yang difungsikan untuk ruang baca, misalnya.

Melancarkan Sirkulasi Udara

Baca Juga : Auto Buka Puasa di Rumah, Begini Tampilan Ruang Makan Segar dengan Bantuan Void!

Liliana, desainer interior dari The Arsitex, menambahkan bahwa desain split level umumnya terbuka sehingga menghasilkan view antarruang yang mengalir dan saling menembus karena tiadanya batasan yang masif.

Gambaran yang kita lihat misalnya, dari ruang tamu kita bisa melihat ruang bermain anak yang ada ”di atas”, dan dari ruang bermain anak terdapat tangga yang mengarah ke ruang tidur di lantai 2.

Dampak positif lain adanya berbeda ketinggian ini membuat rumah tidak sumpek dan sirkulasi udara di dalamnya pun menjadi lebih lancar.

Gimana menurut IDEA lovers?(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti