Benarkah Air Hujan dapat Dikonsumsi? Ternyata Begini Syaratnya...

Senin, 06 Mei 2019 | 10:00
vlv.it

Meski Musim Hujan, Pastikan Rumah Tetap Bersih dengan 5 Cara Ini!

LaporanTabloid RUMAH 360

IDEAonline - Air hujan rupanya dapat dikonsumsi, tak hanya untuk mencuci atau menyiram tanamam. Namun, harus memenuhi beberapa syarat berikut.

Musim hujan yang melanda tak hanya memberi dampak negatif.

Anda bisa memandangnya sebagai sebuah keuntungan karena Anda dapat menabung air untuk persediaan ke depannya.

Sayang memang bila air hujan yang tertampung tak dimanfaatkan dengan baik. Apalagi, bila nantinya terjadi krisis air bersih.

Echo-ca.org

Musim Hujan

Selama ini, masyarakat hanya tahu air hujan dapat dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga, seperti mencuci atau menyiram tanaman.

Padahal, bila melalui tahap yang benar, air hujan dapat Anda konsumsi.

Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, yang kerap mengalami kesulitan air bersih, pun sering memanfaatkan air hujan untuk dikonsumsi.

Mungkin Anda bertanya-tanya, amankah mengonsumsi air hujan?

Baca Juga : Sofa Tampil Baru Saat Lebaran Ganti Bungkusnya Saja! Mau Kain yang Mana?

Baca Juga : Faktanya 6 Manfaat Ini Didapat dengan Berjemur yang Benar, Salah Satunya Jangan Pakai Kaca Mata!

SAMA HALNYA AIR SULING

Pada dasarnya, air hujan terbentuk dari proses penguapan. Prosesnya, air dari sungai, danau, dan laut mengalami penguapan karena terkena panas matahari.

Air yang menjadi uap melayang ke udara, bergerak terus menuju angkasa, menyatu dan bergerombol dengan uap air yang berasal dari berbagai sumber perairan.

Pixabay

Ilustrasi hujan.

Di angkasa atau di langit, uap air mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan yang bebas bergerak bersama angin.

Kumpulan awan ini lalu menuju tempat yang suhunya lebih rendah atau dingin hingga terbentuk butiran-butiran es.

Jika volumenya besar maka tidak kuat lagi menahan embusan angin sehingga butiran air atau es akan jatuh ke bumi yang disebut hujan air, hujan es, atau hujan salju.

Nanik Indayaningsih, Pembina Utama Muda (Peneliti Madya) di Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengungkapkan sebenarnya air hujan seperti air yang disuling.

Air hujan yang berasal dari uap air sebenarnya air murni (H2O) yang layak dikonsumsi, bahkan jika tidak dimasak pun tetap layak konsumsi.

Namun, yang membuat air hujan diragukan kebersihannya adalah kondisi alam yang tercemar yang ditembus oleh air hujan sebelum menyentuh permukaan bumi.

Lalu bagaimana dengan air hujan yang tak layak konsumsi?

YANG TAK LAYAK KONSUMSI

Air hujan yang tak layak konsumsi adalah air hujan yang turun di kawasan yang memiliki tingkat polusi tinggi, seperti di kawasan industri.

Pasalnya, di udara air hujan tersebut harus menembus asap pabrik, asap kendaraan, atau uap air buangan limbah pabrik untuk sampai ke tanah.

Freepik
Freepik

Sakit Perut pada Anak, Waspada Penyebab Awal Penyakit Batu Empedu

Bila sudah demikian, Anda harus wasapada, karena air hujan tersebut sudah terkontaminasi oleh kotoran.

Bila ingin aman, Nanik menyarankan untuk mendidihkan air tersebut sebelum dikonsumsi, agar terhindar dari bakteri berbahaya.

Selain itu, Nanik juga menyarankan untuk menampung air hujan yang jatuh di area terbuka, bukan air yang sudah melewati atap rumah.

Jika air hujan tersebut sudah melewati atap, maka air tersebut sudah tercampur dengan debu dan kotoran. Pun halnya, air yang melewati talang air.

Baca Juga : Tanpa Lemari, Begini Cara Unik dan Mudah Menyimpan Barang Di Rumah

Baca Juga : Agar Terhindar Banjir, Tilik Sistem Pembuangan Kawasan dan Drainase!

Anda harus memastikan talang air dalam keadaan bersih, tidak berkarat, dan tidak tertumpuk kotoran di lubangnya.

“Selanjutnya, air ini perlu diendapkan hingga terbentuk lapisan yang memisahkan bagian yang keruh dan jernih sebelum dimanfaatkan,” Nanik menyarankan.

Banyak yang berasumsi air hujan mengandung alkali yang tinggi, sehingga enggan untuk mengonsumsinya. Air yang mengandung alkali tinggi dapat menyebkan tulang dan gigi mudah rusak.

Namun, Nanik menjelaskan bahwa tidak selalu air hujan mengandung alkali tinggi. Pasalnya, kandungan air hujan tidaklah sama, tergantung kondisi wilayah di mana air hujan itu terbentuk.

Nah, jika Anda ingin memanfaatkan air hujan tetapi ragu dengan kualitasnya.

Anda bisa menguji dan memeriksa kualitas air hujan ke laboratorium pengetesn air seperti di Laboratorium Analisa air PAM Jaya, Sucofindo, atau PT Unilab Perdana, yang ada di Jakarta.

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya