Laporan Majalah IDEA 181
IDEAonline -Rumahku surgaku. Kata inilah yang menjadi kata kunci ketika proses mendesain Nor House.
Pemiliknya menginginkan tempat pulang yang nyaman setelah lelah beraktivitas seharian di kantor.
Baca Juga: Rajin Membersihkan Tak Jamin Perangkat Tidur Bebas Kuman, Apa Lagi?
Nor sendiri diambil dari kata nur, bahasa Arab yang berarti cahaya. Nor juga diambil dari nama kedua anak dari pemilik rumah.
Rumah mungil ini memiliki lokasi yang cukup unik.
Baca Juga: Makin Hits, Begini Cara Rawat Tanaman Sansevieria Agar Tumbuh Subur!
Dikelilingi beberapa rumah lain membuat Nor House hanya memiliki jalan kecil sebagai akses masuk.
Agusti Salman Farizi, atau yang akrab dipanggil Bojes, dari Asep Dev, kontraktor Nor House, mengakui akses sempit tersebut sempat menjadi masalah ketika pembangunan.
“Akhirnya, kami menyiasati pembangunan dengan menggunakan material-material ringan yang mudah dipindahkan,” ungkap Bojes.
Salah satunya penggunaan material synthetic galvalum untuk fasad dan atap. Selain ringan, bahan ini antikarat dan fleksibel.
Material inilah yang membuat tampilan Nor House berbeda dari rumah - rumah lain di sekitarnya.
Terlebih, Yanuar, arsitek dari Aaksen Responsible Architecture, yang merupakan rekan Bojes, membuat desain yang unik untuk rumah ini.
Baca Juga: Hobi Travelling, Pasangan Ini Pilih Gaya Santorini dengan Built In Furnitur, Hasilnya Wow Banget!
Desain arsitektur tropis kontemporer jadi inspirasi Yanuar ketika merancang Nor House. Area yang terbatas juga membuat Yanuar menerapkan konsep penghematan ruang.
Konsep ini hadir lewat pilihan furnitur yang kompak, berdesain simpel, namun tetap fungsional.
Salah satunya lewat pilihan furnitur berukuran ramping dalam warna natural.
Bukaan juga jadi bagian penting dari desain Nor House ini.
Yanuarmempertimbangkan posisi rumah yang dikelilingi rumah-rumah lainnya sehingga berisiko pengap.
Baca Juga: Perhatikan Letak Tanaman Indoor di Ruangan, Tilik Ruang Tamu Satu Ini!
Ia pun menyiasati hal ini dengan menyediakan jendela-jendela di berbagai sisi rumah. Juga, area belakang rumah dibiarkan menjadi ruang terbuka untuk menambah keasrian.
Kehadiran area terbuka ini juga merupakan permintaan Sisca Triana Sari, sang pemilik rumah.
Ia menginginkan ruang bermain yang leluasa untuk kedua buah hatinya.
Berdampingan dengan ruang terbuka, hadir sebuah musala yang menjadi bagian menarik dari Nor House.
Musala tanpa pintu ini tampil unik dengan kaca bertuliskan lafaz Allah.
Dari kaca ini, sinar matahari bisa masuk menerangi musala di siang hari.
Sisca rupanya menginginkan rumah dengan musala yang luas dan berpenampilan cantik. “Biasanya kan musala itu lokasinya di area sisa.
Baca Juga: Intip Perlengkapan Makan 'Studio Dapur' yang sempat Mampir ke Pameran Ambiente, German!
Kalau di sini, saya inginnya musala luas, jadi bisa dipakai ibadah bareng,” ungkap Sisca. Sementara, untuk konsep desain, Sisca menyerahkan sepenuhnya kepada Yanuar dan Bojes.
“Waktu ditanya mau desain seperti apa, saya bilang pokoknya pengin rumah yang bisa masuk TV!”, kata Sisca sembari tertawa.
Keinginan Sisca pun terwujud, karena beberapa bulan setelah rampung, Nor House mulai dilirik oleh media asing yang membahas desain arsitektur dan interior.
(*)