Optimalkan Cahaya Alami, Begini Hebatnya Arsitek Dalam Negeri Merespon Iklim pada Fasad!
IDEAonline- Olahan fasad rumah yang berorientasi ke arah timuruntuk mengotimalkan cahaya alami.
Beginilah cara pasangan muda dengan seorang anak laki-laki berusia 2,5 tahun menghadirkan kenyamanan pada rumahnya.
Rumah yang dulunya ditinggali kedua orang-tuanya ini yang kini sudah lebih banyak beraktivitas di kampung halaman, Yogyakarta mau tidak mau harus diremajakan dan direnovasi.
Baca Juga: Tau Sejarah Adanya Furnitur Beroda? Unik Banget, Lekat denga Gaya Hidup Raja-raja Jaman Dahulu!
Selain mengubah total tampilan luar rumah, utamanya fasad, juga mengoptimalkan lahan dengan pemanfaatan setiap jengkal di setiap lantai (1 dan 2).
Dulunya, rumah hanya difokuskan pada lantai 1 saja.
Kini, dengan optimalisasi, semua bagian rumah termanfaatkan.
Dimensi rumah pun tercipta lebih luas dan besar.
Dan yang paling terasa adalah rumah jadi lebih terang dengan cahaya matahari yang dimanfaatkan secara maksimal.
Rupanya, masalah merespon matahari punya cerita tersendiri bagi sang pemilik yang menunjuk Studio Arsitektropis sebagai perancang desain dan pelaksana renovasi.
Pilihan kepada biro arsitek ini tentu beralasan.
Di setiap proyek yang dikerjakan, konsultan arsitek ini selalu menerapkan desain yang merespon iklim.
Baca Juga: Pemilik Rumah Mungil, Coba Tata Hunian Gunakan Funitur Beroda! Ini Alasannya
Rumah yang berorientasi ke timur dilihat sebagai potensi oleh arsitek untuk dapat memanfaatkan cahaya alami secara optimal dan memasukkannya ke dalam bangunan.
Selain itu, menjadi tantangan untuk menciptakan sistem cross ventilation yang baik di ruang-ruang utama, seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan.
Tujuannya tentu saja agar di di areaarea ini, ketergantungan penggunaan AC dapat diminimalkan.
Terbatasnya dana membuat arsitek berhatihati menentukan rancangan dan memilih material.
Di proyek ini, di mana rumah punya orientasi ke arah timur, arsitek melihat radiasi panas matahari menjadi sesuatu yang harus disiasati.
Baca Juga: Jutaan Kuman di Kamar Mandi Ancam Kesehatan, Atasi dengan Cara Ini!
Batu bata dipilih sebagai material untuk menerapkan sistem self shadding.
Aplikasinya, batu bata disulam/disusun sedemikian rupa sehingga susunannya dapat menciptakan pembayangan sendiri bagi dinding utama fasad.
Material batu bata ini juga memiliki keunggulan sebagai insulator radiasi panas yang baik, setelah material kayu.
Dalam aplikasinya dibutuhkan kerangka besi sebagai penguat tambahan yang diselipkan dan dimasukkan ke dalam batu bata.
Rangka ini berfungsi sebagai pengikat batu bata.
Butuh kesabaran, ketepatan (presisi), serta teknik penukangan yang baik dalam menyusun batu bata ini.
Hasil aplikasinya adalah terjadinya repetisi/pengulangan di setiap susunan dan menciptakan estetika dan visual yang menarik.
Baca Juga: Mau Kurangi Panas Matahari di Lahan Terbatas? Gampang, Buat Taman Terbang!
Arsitek mengaku, tidak ada finshing khusus yang diaplikasikan pada batu bata selain coating transparan yang memang butuh pengaplikasian ulang pada saat-saat tertentu.
Warna batu bata yang memudar natural justru akan memberikan tampilan natural alami yang menarik.
Artikel ini pernah tayang di MajalahIDEA 195(*)