IDEAOnline-Lampu pijar merupakan jenis lampu yang paling tua teknologinya dan masih digunakan saat ini.
Sesuai dengan namanya, lampu ini mengeluarkan cahaya berdasarkan prinsip pemijaran, yaitu karena ada panas.
Cahaya akan muncul setelah kawat fi lamen tungsten yang terdapat dalam tabung gelas, mengalami panas setelah dialiri arus listrik.
Prinsip inilah penyebab jenis lampu ini disebut lampu pijar (incandescent lamp) tungsten.
Salah satu contoh yang umum digunakan adalah lampu bohlam.
Berikut ini adalah tipe-tipe lampu pijar yang beredar di pasar.
Bohlam Bening
Lampu ini menghasilkan cahaya lebih tajam dibanding jenis lampu bohlam lainnya, karena tabung gelasnya bening tidak berlapis.
Baca Juga: Jadi Penerang Utama, Ini Trik Gunakan Lampu agar Hemat Listrik
Lampu Argenta
Cahaya pada lampu argenta lebih lembut dan tidak silau dengan distribusi cahaya yang lebih merata.
Hal ini dapat terjadi karena dinding bagian dalam bohlam telah dilapisi serbuk tembus cahaya.
Kemanfaatan lampu argenta hampir sama dengan lampu bohlam bening.
Lampu Superlux
Merupakan perpaduan antara lampu argenta dengan lampu bohlam bening yakni 3/4 bohlam dilapisi
serbuk putih sedangkan sisanya pada bagian ujung bohlam dibuat bening.
Lampu superlux menghasilkan cahaya dengan distribusi lebih besar ke bagian bawah.
Baca Juga: Agar Mata Tak Cepat Lelah Saat Belajar, Ini Cara Tentutan Titik Lampu
Bohlam Buram
Tabung dibuat buram agar mengurangi silau.
Sifat cahaya yang dihasilkan berada di antara cahaya lampu bohlam bening dan lampu argenta.
Bohlam Berbentuk Lilin
Bentuk ini dibuat agar penampilan lebih menarik.
Biasanya digunakan pada lampu dekorasi kristal atau kuningan untuk penerangan ruang tamu.
Baca Juga: Ciptakan Mood Baik di Setiap Ruang Pakai Warna Lampu, Ini Faktanya!
Lampu Luster
Bentuknya bulat dan biasanya memiliki daya (watt) kecil.
Warnanya juga bermacam-macam dan sering digunakan untuk dekorasi.
Secara keseluruhan,lampu pijar memiliki cahaya berwarna kekuningan,sehingga pancaran sinarnya memberi suasana (ambiance) hangat dan bersahabat.
Oleh karenanya lampu pijar cocok digunakan untuk mencipta pencahayaan ruang dengan suasana hangat, romantis, akrab, sekaligus berprivasi seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan.
Meskipun memiliki efek cahaya yang bagus dan nyaman bagi mata, namun lampu pijar memiliki kekurangan.
Baca Juga: Mengekspos Taman dan Pagar agar Cantik di Malam Hari, Pakai Lampu Ini!
Efisiensi cahaya pada lampu pijar sangat kecil.
Sekitar 90 persen energi yang dihasilkannya dilepas sebagai panas dan hanya 10 persen yang digunakan untuk menghasilkan cahaya.
Faktor inilah yang menyebabkan efek panas yang dihasilkan lampu pijar lebih besar dibanding lampu neon (fluorescent).
Namun sebaliknya untuk intensitas cahaya (lumens), lampu pijar lebih kecil dibanding lampu neon. Artinya, pada daya (watt) yang sama, lampu neon menghasilkan cahaya lebih terang dibanding lampu pijar.
Selain itu, penggunaan kawat filament tungsten yang selalu mendapat energi panas pada saat diaktifkan, menyebabkan kawat tersebut cepat putus.
Faktor ini yang menyebabkan umur lampu pijar relatif pendek dibanding lampu jenis lainnya.
Meskipun demikian karena harganya yang relatif murah, lampu pijar hingga kini masih banyak dipakai di rumah tinggal.
Baca Juga: Lampu Pintar Ini Bisa Lakukan 4 Hal yang Menakjubkan, Mau Tahu?