Ternyata Ribun Tahun Lalu Konsep Ekspos Sudah Ada dan Laku, Lalu Kenapa Tren Ini Kembali? Ini Kata Ahli

Rabu, 18 Desember 2019 | 07:00
FOTO FERNANDO GOMULYA

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

IDEAonline- Bukan baru sekarang konsep material ekspos dikenal.

Apa menariknya konsep ini dan bagaimana siasat dan konsekuensi yang mesti dipenuhi dalam pengaplikasiannya kini?

MENGAMATI DESAIN BANGUNAN SAAT INI

Anda akan menemukan banyaknya konsep material ekspos diterapkan.

Tak hanya di area publik seperti resto, café, dan perkantoran, konsep ini pun banyak diaplikasikan di rumah tinggal.

Ada banyak alasan dan motivasi yang mendorong orang ingin mengekspos material pada salah satu, beberapa, atau keseluruhan elemen bangunan rumahnya.

Baca Juga: Resolusi Tahun: Baru Dapur Rapi dan Bersih, Begini Langkahnya!

FOTO FERNANDO GOMULYA

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Dituturkan Novriansyah Yakub dari biro arsitek Riri, konsep material ekspos memberi kesan unik karena tampilannya yang terkesan belum jadi.

Konsep ini juga memberi sentuhan alami dan terlihat lebih berkarakter.

Penerapan konsep ini dianggap membuat proses pembangunan lebih cepat dan lebih hemat karena seolah tak ada kewajiban harus membuat finishing, meski pada kenyataannya tetap ada beberapa bagian material tertentu yang harus diberi finishing.

Saat ini, konsep material ekspos tak hanya diaplikasikan pada elemen bangunan dinding, lantai, atau plafon, tapi juga pada pengisi interior seperti furnitur, aksesori, dan dekorasi ruang.

Baca Juga: Bak di Hutan, Begini Asrinya Popolo Coffee Bogor yang Gunakan Unsur Hijau di Tiap Sudutnya

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Material Ekspos dan Maknanya

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep material ekspos atau unfinished ini? Sigit Kusumawijaya, dari SIG_architect, memaknai konsep ekspos material sebagai penngaplikasian finishing material agar terlihat seperti belum selesai (belum jadi).

“Bisa jadi memang konsep impresi yang diinginkan adalah seperti terlihat belum jadi/selesai,“ Bukan baru sekarang konsep material ekspos dikenal.

Apa menariknya konsep ini dan bagaimana siasat dan konsekuensi yang mesti dipenuhi dalam pengaplikasiannya kini?

Material yang digunakan biasanya adalah material yang tidak di-fi nish atau mungkin di-fi nish tapi tidak terlalu rapi sehingga terlihat masih mentah.

Baca Juga: Aksen Pemilihan Warna Kuning Putih Sukses Buat Kamu Rajin Masak, Ini Inspirasinya!

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Biasanya memang dikhususkan untuk bangunan-bangunan agar terlihat lebih natural/alami sehingga terlihat apa adanya.

Perwujudannya, menurut Sigit, bisa bermacam-macam.

Misalnya, sebuah dinding hanya memperlihatkan bata tanpa dicat atau tanpa acian semen.

Atau juga dinding hanya menggunakan acian semen, tanpa dicat.

Besi/baja yang dibiarkan tampil dengan warna asli besi dan bahkan dibiarkan berkarat, kemudian hanya dilapisi coating supaya karatnya tidak bertambah.

Baca Juga: Rapi di Lahan Terbatas, Begini Hunian Bergaya Zen yang Buat Kesan Luas Interior

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Cosmas D. Gozali, dari Atelier

Cosmas Gozali, mengungkapkan bahwa konsep material ekspos sudah ada sejak zaman dulu.

Saat itu konsep ini lahir sebagai respon dari perkembangan teknologi pada saat itu di mana muncul material-material baru hasil industrialisasi.

Hal ini memunculkan ide baru bagi para arsitek pada masa masa itu, seperti Le Corbusier, yang membuat bangunan dengan batuan ekspos.

Kualitas yang sangat baik dan tampilan yang berbeda dari material-material baru itu memberiide bagi arsitek untuk menampilkannya secara apa adanya dalam bangunan.

Sebuah konsep yang menampilkan kejujuran material di mana material ditampilkan tanpa harus dilapisi material lainnya.

Baca Juga: Buat Anak Kost Jangan Lupain Desain Kamar Satu Ini, Engga Sumpek!

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Dulu Vs Sekarang

Jika saat ini tren ekspos material muncul kembali, Cosmas pun perlu mengungkapkan perlunya kewaspadaan dalam penerapannya.

Kenyataannya, kualitas material zaman dulu berbeda dengan kualitas material zaman sekarang.

Batu bata misalnya, mungkin di zaman Belanda dua kali lebih tebal dibanding batu bata zaman sekarang.

Saat ini, bata makin kecil ukurannya dan makin poros dan gampang lapuk sehingga orang harus menambahkan semen, grout yang lebih tebal, dan mungkin harus menambahkan styrofoam pada dinding agar lebih dapat tahan panas.

Di satu sisi kualitas material turun.

Baca Juga: Dagunya Belum Lancip, Ada-ada Saja Cuitan Warganet Kala Lihat Video Lama Siwi Sidi, Rumahnya Jadi Sorotan Warganet!

Namun, hal ini menumbuhkan kreativitas industri dalam menciptakan materialmaterial lain untuk menutup kekurangankekurangan material ini.

Sisi positifnya, terciptalah material baru dari industri untuk mengakomodasi keinginan masyarakat dalam mengekspos material tanpa mengurangi kualitas bangunannya.

Karenanya muncullah coating penahan panas dan lumut, dari industri cat, misalnya.

Dengan kata lain, turunnya kualitas produk pada jenis material tertentu memunculkan hadirnya mateial lain sebagai solusinya untuk menutupi kekurangan-kekurangan itu.

Baca Juga: Ada Tulang Belulang Banteng, Begini Isi Rumah yang Berkisah Tentang Hobi si Pemilik Rumah, Seperti Apa?

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Asli atau Tiruan?

Bagaimana konsep kejujuran material itu diterapkan saat ini? Jika konsep kejujuran material itu dasarnya adalah menonjolkan material dasar, apakah itu harus dipenuhi dengan menggunakan material yang sebenarnya (asli) atau dapat menggunakan material artifisial (pengganti) yang saat ini sudah begitu banyak pilihannya di pasaran? Menjawab hal ini Cosmas mengungkapkan akan pentingnya membangun tanpa merusak alam.

Ketika kayu semakin langka karena bumi tak mampu mencukupi banyaknya kebutuhan dan makin sulit mendapatkan kayu yang kualitasnya baik, misalnya, maka tak ada salahnya kita gunakan material pengganti yang menampilkan wajah layaknya kayu.

Sekarang banyak sekali kusen-kusen jendela berbahan aluminium tapi kelihatan seperti kayu.

Baca Juga: Sempat Minta Maaf karena Penyakit yang Gerogoti Badannya, Hunian Milik Mantan Pacar Sheila Dara Ini Ikut Jadi Sorotan

Material Ekspos Dulu dan Kini Tetap Eksis

Beton, kayu, batu bata, semuanya sudah ada tiruannya dalam rupa material baru yang sangat mudah pengaplikasiannya dan tentu karena itu merupakan hasil industri, perawatannya pun akan lebiih mudah.

“Memang kita harus tetap waspada, bahwa produk-produk baru hasil industri ini jangan sampai menimbulkan limbahlimbah yang merusak alam.

Selama itu bisa dicapai, tidak ada salahnya kita gunakan,“ ujar Cosmas.

“Perkembangan teknologi itu perlu waktu dan proses.

Lama-lama tentu akan lebih sempurna, sehingga material pengganti tak hanya menampilkan visual yang serupa aslinya namun juga rasa yang sama dengan aslinya,” pungkasnya.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 166

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya