Kenapa Finishing Kayu Water Based Penting? Hati-hati Berhubungan dengan Kesehatan

Kamis, 09 Januari 2020 | 14:00
Foto: Dok. Venus

Kenapa Finishing Kayu Water Based Penting? Hati-hati Berhubungan dengan Kesehatan

IDEAonline-Bicara soal rumah, pasti tak lepas dari material pembangunnya. Layaknya mode, bahan bangunan pun memiliki jenis-jenis yang paling digemari.

Salah satu pertanyaan utama yang muncul ketika membangun rumah adalah: material apa yang akan digunakan? Pertanyaan ini diajukan mulai dari membangun fondasi hinggafinishing.

Material ini tak hanya menentukan tampilan rumah, tetapi juga ketahanan dan kenyamanannya.

Ada beberapa jenis materialyagbanyak digunakan untuk bangunan rumah tinggal. Walaupun material ini sebenarnya bukanlah barang baru, inovasi desain dan kepraktisannya membuat material-material ini semakin banyak digunakan.

Finishing Kayu Water Based

Finishing kayu yang selama ini banyak dikenal antara lain cat, pelitur, dan melamik yang diencerkan dengan tiner (solvent based).

Namun, seiring dengan isu lingkungan yang beredar, produk yang berbahan dasar kimia tersebut mulai dikurangi penggunaannya dan diganti dengan finishing yang diencerkan dengan air (water based).

Selain ramah lingkungan, produk yang diformulasikan dengan bahan-bahan yang tidak mengandung logam berat ini juga aman bagi kesehatan.

Baca Juga: Air Tergenang dan Becek di Musim Hujan, Ini Solusi dan Pencegahannya

Orang yang tinggal di dalam ruangan dengan furnitur yang dilapisi finishing berbahan dasar air ini, tidak perlu khawatir dengan uap tiner yang berbahaya bagi kesehatan karena terhirup dan mengganggu saluran pernafasan.

Finishing berbahan dasar air ini juga semakin disukai karena banyak orang mulai menyukai tampilan kayu yang tidak mengilat dengan urat kayu yang menonjol, sehingga terlihat lebih alami.

Hasil akhir dari bahan finishing ini tentunya tidak kalah dengan finishing yang diencerkan dengan tiner, yaitu antigores dan tahan air.

Namun, pengeringan dengan menggunakan finishing ini membutuhkan waktu lebih lama dibanding solvent based.

Hal ini dikarenakan air tidak dapat menguap secepat alkohol.

Keramik Mozaik

Foto: Dok. Venus

Kenapa Finishing Kayu Water Based Penting? Hati-hati Berhubungan dengan Kesehatan

Jenis keramik ini lazim digunakan dalam dapur dan kamar mandi untuk menghilangkan kesan polos dalam dapur.

Desainnya variatif, ada yang kotak, bulat, segitiga, segienam, hingga custom sesuai pesanan.

Variasi warna yang cantik, mulai dari satu warna, kumpulan beberapa warna, hingga gradasi, membuat keramik ini semakin digemari.

Baca Juga: Korupsi Sejak 2012, Polisi Tiongkok Terheran-heran Setelah Gerebek Rumah Pelaku, Temukan Emas Berkarung-karung Seberat 13,5 Ton

Keramik mozaik tak berbeda jauh dengan keramik biasa dalam pembuatannya.

Campuran porselen, kaolin, dan bahan khusus yang dibakar dalam oven pada suhu 2.200°C selama 24 jam menghasilkan kepingan keramik yang dirangkai di atas jaring berbahan nilon dengan bantuan lem khusus.

Seperti keramik pada umumnya, mozaik mudah dibersihkan.

Kadar serap airnya yang sangat rendah membuat keramik mozaik tidak mudah lepas dan tidak cepat pudar.

Keramik mozaik dijual dalam bentuk sudah disatukan dalam lembaran jaring, dengan berbagai ukuran seperti ubin keramik biasa.

Keramik mozaik dijual dalam berbagai merek, bentuk, dan warna dengan harga variatif, tergantung ketebalannya.

High Pressure Laminate (HPL)

Bahan ini dikenal sebagai pelapis furnitur kayu seperti vinil, veneer, decosit, supercon, atau PVC.

HPL digemari karena memiliki ragam warna dan motif yang sangat banyak, mulai dari motif mozaik hingga motif metal dan batu alam.

Keunggulan HPL lainnya yakni tahan lama, dalam pengertian tidak mudah terkelupas dan berubah warna.

Baca Juga: Cocok untuk Kaum Urban, Begini Sejuknya Rumah Gerbong Karya Arsitek Dalam Negeri!

Hal ini dikarenakan HPL terbuat dari campuran kertas dan resin dalam beberapa lapisan, yaitu décor sheet, overlay, dan craft paper.

Ketiga lapisan ini disatukan menggunakan temperatur tinggi menjadi lembaran dengan ketebalan sekitar 0,3 mm.

HPL hadir dalam berbagai harga, tergatung merek, warna, dan motif.

Sebelum membeli, pastikan HPL yang Anda pilih memiliki sertifikasi Greenguard yang menandakan bahwa bahan tersebut bebas dari emisi Volatile Organic Compounds (VOCs) yang berbahaya bagi kesehatan, terutama bila HPL ini diletakkan di dalam ruangan.

Insulator Atap

Foto: Dok. PT. Atap Teduh Lestari

Insulator dipasang di bawah reng sebelum kemudian ditutup oleh genting. Insulator ini mampu memantulkan panas hingga 98%.

Teriknya mentari di siang hari kadang membuat udara di dalam rumah menjadi “gerah” dan tidak nyaman.

Untuk mengurangi panas, banyak rumah kini menggunakan insulator sebagai lapisan pada atap yang berguna untuk mencegah panas masuk ke dalam rumah.

Cara kerja insulator ini adalah dengan memantulkan sinar matahari, sehingga panas yang diserap oleh genting menjadi berkurang.

Insulator ini berbentuk lembaran dengan tebal 2 mm-9 mm dan bermaterial utama aluminium foil yang di bawahnya terdiri dari sebuah lapisan dengan beberapa jenis bahan, seperti glasswool dan polyethilene.

Baca Juga: Plumeria House, Resto Multfifungsi di Tengah Hamparan sawah

Aluminium foil berfungsi untuk merefleksikan panas.

Kemampuan memantulkan panasnya mampu mencapai 98%, sedangkan sisa panas yang masih menembus lapisan ini akan “diserap” oleh lapisan di bawahnya.

Insulator yang paling kuat menahan panas yaitu double layer aluminium foil yang terdiri dari 2 lapis secara bolak-balik.

Artikel ini tayang diTabloid Rumahedisi229

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya