Digigit Tikus Saat Bersih-bersih Pasca Banjir, Tindakan Pria Ini Hilangkan Risiko Terjangkit Leptospirosis

Jumat, 10 Januari 2020 | 07:28
Foto Fajar

Ongko rekan Fajar saat membersihkan rumahnya di Ciledug, pasca banjir yang melanda Jabodetabek (1/1/2020)

IDEAOnline-Setelah segala kerugian materi dan kelelahan fisik yang dialami saat banjir, pekerjaan rumah selanjutnya adalah bersih-bersih.

Keadaan rumah yang sebelumnya terendam banjir, meninggalkan lumpur dan sisa-sisa kotoran lainnya, yang jika tidak segera dibersihkan akan berpotensi menyebarkan penyakit.

Karenanya, aktivitas bersih-bersih memang harus segera dilakukan dengan memerhatikan keamanan dan perlindungan terhadap tubuh dari segala bakteri dan kuman yang bisa saja berpindah ke tubuh kita.

Tak hati-hati, segala risiko kecelakaan dan terjangkit penyakit bisa mengancam.

Salah satunya yang dialami Fajar, pria yang mengalamai kecelakaan "kecil" saat membantu bersih-bersih rumah temannya, Ongko, yang kebanjiran.

Baca Juga: Pasca Banjir Kenali Leptospirosis dan Pencegahannya, Sanitasi Buruk Paling Berpotensi Terjangkit

N1 Cleaning
N1 Cleaning

Banjir surut rumah harus segera dibersihkan dengan cara yang benar.

Diceritakan kepada penulis, saat itu Fajar yang biasa dikenal dengan panggilan Jarwo oleh beberapa rekannya ini, sedang mengeringkan air yang menggenang.

Waktu angkat-angkat barang tanpa sadar, Fajar menginjak seekor tikus.

Karena kaget, tikusnya langsung menggigit bagian kaki sebelah kiri, posisinya dekat kelingking.

"Lukanya ga besar mbak, cuma rasa nyerinya berasa. Keluar darah walaupun ga banyak," ujarnya.

Merasa "nanggung" karena belum selesai bersih-bersihnya, Fajar pun belum sempat merawat lukanya.

Yang dilakukannya pertama adalah mencuci lukanya memakai air bersih.

Baca Juga: Air Tergenang dan Becek di Musim Hujan, Ini Solusi dan Pencegahannya

instagram

Bakteri Leptospira sp. mengendap ke tanah atau terbawa air dan bisa menginfeksi manusia.

Namun, sepanjang bersih-bersih, Fajar mengaku merasakan ngilu di bagian yg digigit tadi, tapi masih bisa tetap meneruskan aktivitasnya.

Beruntung, seoarang teman akhirnya menyarankan dan memaksanya berobat sore harinya dan meminta untuk disuntik antitetanus.

Sebuah klinik yang dikunjunginya merujuknya untuk datang ke Puskesma di daerah Ciledug, namun di tempat ini pun suntikan antitetanus tak didapat.

"Lalu saya ke RS Medika Lestari daerah depan Polsek Ciledug. Di situ ada antitetanus, tapi bukan untuk yang gigitan tikus. Baru setelah itu saya ke RS yang lebih besar di RS Sari Asih. Saya langsung masuk ke IGD untuk diperiksa," ujarnya.

Tindakan pertama yang dilakukan dokternya adalah membersihkan luka. Kemudian setelahnya menyuntik antitetanus dan memberi obat antibiotik.

"Puji Tuhan sampai sekarang saya baik-baik saja mbak," ujarnya lega.

Kekhawatiran Fajar dan rekannya akan risiko penyakit yang disebabkan gigitan tikus, sangat beralasan.

Seperti diketahui, salah satu penyakit yang biasa menjangkit akibat banjir adalah Leptospirosis.

Penyakit yang biasa disebut "demam banjir" ini, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup dan berkembang biak di tubuh hewan.

Hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, adalah hewan yang paling mudah terjangkiti bakteri ini.

Baca Juga: Empat Metode Tanggulangi Tikus, Pilih yang Paling Tepat untuk Rumahmu!

Baca Juga: 3 Hal Pokok Tentukan Kesehatan Rumah, Jangan Abaikan Tikus & Kecoa

dok. knockoutpest.com

Bakteri Leptospira interrogans biasanya terdapat di air kencing, darah, atau jaringan hewan pengerat .

Bakteri Leptospira interrogans biasanya terdapat di dalam air kencing, darah, atau jaringan hewan pengerat dan bisa ditularkan kepada manusia lewat kontak langsung dengan hewan-hewan terinfeksi atau ketika menyentuh tanah atau air, tanah basah atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi.

Menurut dokter Liza Puspadewi, jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, bisa menyebabkan gagal ginjal bahkan kematian.

Tanda dan gejala terkena Leptospirosis menurut Liza, yang adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, ialah menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba.

Selain itu demam tinggi, nyeri otot, hilang napsu makan, mata merah, iritasi dan nyeri otot.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Penyakit Leptospirosis Saat Banjir, Ini Gejalanya", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/05/06121161/waspada-penyakit-leptospirosis-saat-banjir-ini-gejalanya. Penulis : Singgih WiryonoEditor : Jessi Carina
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Penyakit Leptospirosis Saat Banjir, Ini Gejalanya", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/05/06121161/waspada-penyakit-leptospirosis-saat-banjir-ini-gejalanya. Penulis : Singgih WiryonoEditor : Jessi Carina
Cara pencegahannya adalah harus berperilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan air dan lingkungan.

Baca Juga: Perbaiki Mutu Udara & Kualitas Lingkungan, Ini 7 Manfaat Roof Garden

Webcepet.ga

Desinfectan diperlukan, selain untuk membersihkan juga membunuh kuman.

Selalu menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.

Serta mencuci tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah melakukan aktivitas bersih-bersih sarang tikus dan genangan air, mencuci tangan dengan sabun dan setelah beraktivitas, serta memakai sarung tangan dan sepatu boat saat beraktivitas membersihkan bekas banjir.

Gunakan juga disinfektan atau bahan pembersih untuk mencegah terjadinya infeksi dan membasmi kuman penyakit pasca banjir.

Baca Juga: Salah Satu Solusi Cegah Banjir Bikin Resapan Air, Lakukan 4 Cara Ini!

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya