IDEAonline-Tema resor banyak disukai dan diterapkan di Indonesia karena kecocokan dengan iklim tropisnya.
Tema resor, dalam langgam arsitektur kadang disebut sebagai vernakular yang artinya bersahabat dengan tempat di mana bangunan berdomisili.
Baca Juga: Selamatkan Bumi dengan Bangunan Hijau, Lakukan dengan 5 Cara Ini!
Tema ini memang selalu merupakan tema yang menarik untuk diulik karena Indonesia adalah negara beriklim tropis.
Sebagai seorang desainer interior, saya kerap kali memilih gaya resor karena relasinya yang dekat dengan keadaan lingkungan kita.
Di edisi ini, saya bagikan beberapa trik penerapan gaya ini pada penataan interior rumah.
Baca Juga: Penanggulan Rumah Setelah Banjir, Jangan Lupa Buka Jendela dan Pintu untuk Hindari Lembab
Kombinasikan Warna, Motif, & Tekstur
Gaya resor yang santai terkadang tidak perlu diterapkan dalam bentuk yang sangat harafiah, namun dapat juga diterapkan dalam bentuk paduan warna bernuansa tropis yang hangat.
Saya selalu menyenangi warna-warna yang merupakan turunan dari warna tanah.
Baca Juga: Cat Ulang Fasad Rumah, Bagaimana Jika Pagar Terlanjur Berkarat?
Selain warna, dalam desain saya juga banyak mengombinasikan dimensi dari aspek lain seperti tekstur atau motif (pattern) secara menyeluruh dan harmonis.
Perlunya Keseimbangan
Dalam mengolah sebuah tatanan interior, saya kerap dikenal dengan gaya casual elegance dan sentuhan modern.
Gaya ini merupakan ciri khas dan signature saya dalam mendesain.
Sesuatu yang tidak pernah berteriak (competing), sehingga semua elemen berbicara secara kondusif dan saling menunjang (complementing) satu dengan lainnya.
Dalam gaya desain casual elegance ini, perlu diterapkan awareness yang tinggi saat mendesain sehingga desain pun tidak menjadi overdone (berlebihan).
Mengerti saat harus berhenti mendesain.
Takaran ini harus pas, sehingga hasil akhir desain pun menjadi seimbang, tidak terlalu sepi, dan tidak terlalu ramai.
Baca Juga: Penanggulan Rumah Setelah Banjir, Jangan Lupa Buka Jendela dan Pintu untuk Hindari Lembab
Bagi saya, yang terpenting adalah desain itu fungsional dibanding hanya cantik secara estetika dan dekoratif belaka.
Desain seperti ini biasanya tak mudah lekang oleh waktu karena sifatnya yang abadi (timeless).
Furnitur yang Proporsional & Pencahayaan
Aspek lain yang sangat penting adalah proporsi furnitur atau perabotan.
Dalam memilih furnitur untuk tatanan sebuah ruangan, perhatikan ukuran ruangan sehingga apa pun yang dipilih ukurannya tetap proporsional dengan ukuran keseluruhan ruang.
Pencahayaan yang alami juga merupakan faktor kunci dalam penataan ruangan bergaya tropis.
Saya pribadi memang sangat menyenangi pencahayaan natural dibanding dengan pencahayaan artifisial, di siang hari.
Selain baik bagi kesehatan, pencahayaan yang cukup juga membuat ruangan terlihat lebih luas dan lapang.
Apalagi jika ditambah dengan bukaan-bukaan yang lebar sehingga sirkulasi udara pun lancar, suasana hati pun otomatis secara psikologis menjadi lebih bahagia.
Baca Juga: Jadi Peranti Utama, Ini Letak Kompor yang Benar Menurut Feng Shui
Memilih Material
Elemen desain natural seperti bahan-bahan yang terbuat dari alam juga merupakan elemen yang harus diperhatikan dalam menata gaya tropis.
Pesan saya, walau bahannya terbuat dari alam, kita harus lebih peduli apalagi di masa global warming seperti sekarang ini.
Teliti sebelum membeli itu tak kalah pentingnya ketika kita berbelanja untuk perabot rumah.
Pilih bahan yang tidak hanya baik bagi kesehatan kita namun juga yang ramah terhadap lingkungan.
Misalnya pilih cat dengan kadar VOC yang rendah, hindari lem kuning, pilih kayu yang bersertifikat dan tidak langka, dan masih banyak lagi.
Sejalan dengan berjalannya waktu, saya rasa manusia harus lebih banyak belajar untuk berjalan bersama dengan alam.
Dan ini berlaku juga bagi gaya hidup kita seharihari.
Yang dapat diterapkan misalnya adalah membeli sesuai kebutuhan (tidak impulsif) dan tidak membiasakan gaya hidup konsumtif.
Temukan Seleramu
Gaya hidup kita sebenarnya juga memengaruhi gaya desain yang diterapkan pada hunian kita.
How you live is who you are.
Hunian kita harus dapat mencerminkan selera kita dan juga secara fungsional juga harus dapat memenuhi kebutuhan hidup kita.
Oleh karena itu bagi saya, jauh sebelum saya menggambar di meja gambar untuk klien saya, yang lebih penting untuk ditanyakan adalah bagaimana gaya hidup klien sehari-hari.
Karena pada akhirnya hunian tersebut akan menjadi cerminan hidup klien, bukan cerminan hidup saya.
Benang merah gaya desain saya tentunya akan terlihat pada hasil akhir, namun objektifnya adalah untuk menjadikan hunian tersebut sebagai sanctuary dan refleksi gaya hidup pemiliknya.
Pada akhirnya gaya hidup seseorang dapat diterapkan dalam gaya huniannya.
Entah itu gaya resor, gaya klasik maupun gaya lainnya. Semua dikembalikan kepada selera dan kebutuhan masingmasing.
Bagi saya, gaya resor dengan sentuhan casual elegance sangat cocok untuk diterapkan di iklim Indonesia.
Ditambah dengan arsitektur yang vernakular dengan bukaan yang lebar saya rasa gaya ini tepat diterapkan karena akan nyaman dihuni.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 182
(*)