Dulunya Kamper Terbuat dari Getah Pohon Kapur, Faktanya Saat Ini Bisa Sebabkan 5 Penyakit Berbahaya, Kok Bisa?

Senin, 10 Februari 2020 | 17:00

kamper di lemari pakaian akan bikin baju awet dan tetap harum dalam waktu lama.

IDEAOnline-Di balik manfaatnya yang cukup banyak, ternyata kamper berisiko mengganggu kesehatan manusia, jika diletakkan dan digunakan tidak benar.

Gangguan kesehatan apa saja yang ditimbulkannya?

Kamper atau banyak juga yang menyebutnya dengan kapur barus, sudah tidak asing lagi di pendengaran kita.

Bahkan bisa dibilang, sebagian besar masyarakat Indonesia pernah dan masih menggunakannya hingga saat ini.

Kapur barus putih lebih aman dari yang berwarna karena tanpa zat pewarna.

Tingginya pemakaian kamper di rumah karena benda ini memiliki banyak manfaat.

Kamper sering digunakan untuk menghilangkan bau, mencegah jamur, mencegah kelembapan, sampai mengusir ngengat.

Kamper yang diletakkan di dalam lemari pakaian, juga dapat membuat baju lebih awet dan tetap harum walau disimpan cukup lama.

Kamper juga berfungsi menjaga aksesori tetap awet dari kerusakan.

Baca Juga: Tips Menyimpan Pakaian Dengan Rapi, Tak Harus Punya Lemari Besar

Baca Juga: Bisa Sebabkan 5 Penyakit, Hindari Efek Buruk Kamper dengan Cara Ini

Digunakan pada rak sepatu, kapur barus akan hilangkan bau keringat.

Untuk sepatu, dengan meletakkan beberapa buah kamper di dalamnya, bisa menghilangkan bau karena keringat.

Pemakaian kamper yang tinggi, juga tidak terlepas dari cara menggunakannya yang cukup mudah dan harganya yang relatif murah.

Mudah, karena menggunakannya cukup dengan menggantung atau meletakkannya di sudut ruangan.

Namun, di balik manfaatnya yang cukup banyak, ternyata memakai kamper ada risikonya.

Pasalnya, kamper yang saat ini dijual di pasar, terbuat dari zat-zat kimia.

Ini berbeda dengan kamper yang dipakai oleh masyarakat zaman dulu, yang terbuat dari getah pohon kapur (Dryobalanops aromatic atau Dryobalanops champor).

Karenanya, kamper yang terbuat dari unsur tanaman ini, aman bagi kesehatan manusia.

Pada kamper yang banyak dipakai masyarakat saat ini, sedikitnya ada 2 zat kimia berbahaya terkandung di dalamnya, yaitu naftalen dan para-diclorobenzema.

Baca Juga: Ruang Cuci Bersih Saja Tak Cukup, Jaga Keawetan Baju dengan Cara Ini!

Baca Juga: Agar Peranti Dapur Aman dari Lemak, Bau, dan Kerak, Kenali 3 Jenis Noda dan Pembersihnya

Kamper zaman dulu aman karena dibuat dari getah pohon pinus dan bukan dari bahan kimia seperti saat ini.

Dalam bentuk padat, kedua zat kimia ini mudah menguap (volatile) dalam bentuk gas.

Naftalen (dengan rumus molekul C10H8), yang diklasifikasikan sebagai polutan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), disinyalir sebagai penyebab peningkatan risiko kanker terhadap orang dewasa.

“Kamper bisa mengganggu kesehatan jika digunakan secara berlebihan atau terjadi kontak langsung melalui sistem pernapasan. Terutama bagi mereka yang berada pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, atau orang yang sangat sensitif terhadap zat pewangi,” tutur Dr. MM. Sintorini Moerdjoko,

Selain itu, jika gas kedua zat kimia ini terhirup oleh hidung, dapat menyebabkan kepala pusing, mual, hingga muntah.

Sedangkan bagi penderita asma, wewangian yang beraroma tajam juga dapat menyebabkan serangan asmanya.

Paparan kamper melalui mata, juga dapat menyebabkan radang, iritasi, dan kemerahan pada mata.

Selain itu, kornea juga dapat mengalami kerusakan sehingga penglihatan korban menjadi kabur.

Baca Juga: Simpan Sesuai Karakter, Ini Storage Ideal untuk Buku, Sepatu dan Baju

tribunnews.com

Jika tersentuh langsung, kamper bisa sebabkan iritasi pada kulit.

Bila racun terpapar melalui kulit, dapat menyebabkan iritasi kulit, rasa panas, reaksi alergi dan ada rasa gatal-gatal.

Gangguan kesehatan yang lebih serius bisa terjadi jika kamper tertelan.

Akibat yang ditimbulkannya adalah iritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan mual, muntah, dan diare.

Sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO, menyebutkan apabila terjadi kontak langsung antara zat kamper (naftalen) dengan bayi secara perkutan (penyerapan melalui kulit) dan paparannya sering secara berlebihan, maka dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah dan akan mengganggu sistem syaraf pusat.

Walaupun begitu, bukan berarti kamper tak boleh digunakan.

Asal caranya benar, ia bisa dikurangi bahayanya.

Baca Juga: Hindari Jamur hingga Penyakit Kulit, Begini Cara Menyimpan dengan Benar di Lemari

Baca Juga: Kenapa Kapur Barus Berubah Ukuran Setelah Diletakkan di Kamar Mandi? Ini Dia Jawaban yang Tak Terduga!

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya