Bak Negeri Dongeng, Begini Cara Hadirkan Dapur Bergaya Klasik di Rumah

Minggu, 01 Maret 2020 | 11:00
Foto Richard Salampessy

Bak Negeri Dongeng, Begini Cara Hadirkan Dapur Bergaya Klasik di Rumah

IDEAonline- Menampilkan karakter kayu yang hangat, kesan yang tercipta pada dapur ini begitu teduh, bersih, dan nyaman.

Desain berprofil dan dominasi warna putih tulang pada kabinet, sangat kental menyiratkan gaya klasik di dapur ini.

Terkesan elegan, dapur ini menempati salah satu ruang sebuah penthouse nan mewah.

Bukan warna cokelat tua yang dipilih.

Alasannya agar tak terkesan terlalu berat, mengingat desain hunian ini secara keseluruhan juga menerapkan gaya klasik dengan sentuhan modern.

Bak di negeri dongeng,yang nyaman secara visual dan rasa, ada di ruang vital yang menjamin kelangsungan hidup keluarga ini.

Tempat di mana hidangan disiapkan untuk dinikmati seluruh keluarga.

Baca Juga: Hadirkan Kebutuhan Pembangunan Indonesia, Megabuild dan Keramika Indonesia Kembali Hadir Tahun Ini!

Baca Juga: Disalahgunakan Jadi Tempat Sampah, Komedian Satu Ini Pernah Ketahuan Buang Sabu di Toiletnya, Ada-ada Saja?

Foto Richard Salampessy

Bak Negeri Dongeng, Begini Cara Hadirkan Dapur Bergaya Klasik di Rumah

Karakter cokelat yang hangat dan lengkungan manis yang muncul dari gaya ini menyiratkan keakraban, jauh dari kesan kaku.

Profilnya tak terkesan rumit, ringan menghias kabinet, seperti di bagian daun pintu dan bagian tepinya.

Untuk menguatkan kesan klasik, marmer bercorak lembut diaplikasikan pada tabletop.

Warna hijau lembut pada dinding dan putih bersih pada lantai, memberi sentuhan modern yang meringankan tampilan dapur klasik ini.

Kesan hangat dan tenang pun tercipta di sini.

Baca Juga: Tips Buat Dapur Menyatu bersama Alam dengan Jendela Lipat Dinding

Desain kabinet tidak selalu kotak dan menggunakan handle yang terbuat dari logam dan kayu khas gaya klasik.

Peralatan dan fasilitas untuk bersantap berdesain eksklusif dan mewah disimpan di atas kabinet, sekaligus sebagai pajangan yang berkelas.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 159

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya