Berlokasi di Bintaro, Begini Tips Gabungan 2 Kaveling dalam 1 Hunian

Minggu, 15 Maret 2020 | 11:30
FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA, ARIF BUDIMAN

Berlokasi di Bintaro, Begini Hadirkan Tips Gabungan 2 Kaveling dalam 1 Hunian

IDEAonline-Bagian manakah yang paling disenangi oleh pasangan Aswin (47) dan Primarani (47) dari huniannya di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan ini?

Bagian tengah, yang diisi oleh bentangan taman nan luas, merupakan jawabannya.

Butuh waktu tahunan bagi Aswin dan Primarani untuk menemukan rumah idamannya.

Bahkan, sebelum menghuni bangunan berlantai 2 ini, pasangan tersebut sempat berpindah-pindah rumah karena beragam alasan.

“Rumah pertama kami berada di Bintaro juga.

Sebenarnya sudah enak sih, hanya sayangnya, tanggul di dekat sana jebol, dan rumah kami pun kebanjiran,” ujar Primarani bercerita.

Kasus berbeda terjadi di rumah kedua.

Baca Juga: Temukan Rumah Kosong, Fotografer Ini Baru Saja Menguak Fakta Hunian Bekas Pembunuhan Brutal, Tercetak Pesan Seram Pada Dindingnya?

Pasangan beranak 3 ini merasa lokasi rumah tersebut sangat padat, sumpek, dan jauh dari ketenangan.

“Saat tahun baru saja, petasan bisa terjatuh ke rumah kami, lho!” kata Primarani.

Otomatis, setelah 4 tahun tinggal di sana, mereka merasa jengah dan ingin mencari hunian baru.

Suasana tenang, merupakan salah satu alasan Aswin dan Primarani memilih kaveling di salah satu sudut Bintaro sebagai lokasi hunian barunya.

“Jalan buntulah yang membantu kami menemukan ketenangan itu,” ujar Primarani ceria.

Memang, jalan seperti ini membuat orang jarang berlalulalang di sana, namun tetap dekat dengan akses utama.

Hal ini menjadi poin plus bagi pasangan tersebut untuk membangun rumah di sana.

Baca Juga: Tips Dapur Rapi Bebas Bau dari Ahli, Nomor 5 Penting Banget!

MENGGABUNGKAN 2 KAVELING

FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA, ARIF BUDIMAN

Berlokasi di Bintaro, Begini Hadirkan Tips Gabungan 2 Kaveling dalam 1 Hunian

Maraknya rumah-rumah bertipe klaster, ternyata tak mampu membuat Aswin dan Primarani tertarik.

Semula, pasangan ini ingin membeli bangunan rumah yang sudah jadi, dan bisa direnovasi.

Namun, setelah dihitung secara seksama, ternyata biaya membangun dari bawah, dengan ongkos renovasi tidak berbeda jauh.

“Malah, enaknya, kalau saya membangun dari kaveling tanah, rumah tersebut bisa dibangun sesuai keinginan dan kebutuhan keluarga saya, kan?”ucap wanita berkerudung itu sembari tersenyum.

Alhasil, pada tahun 2011 silam, Aswin dan Primarani menjatuhkan pilihannya pada kaveling tanah menggiurkan, dengan lokasi yang sesuai keinginan.

Namun, ternyata, ukuran kaveling-kaveling tanah di perumahan tersebut cenderung sempit.

“Sebenarnya, dulu ukuran tanah di sini besar-besar.

Namun, menurut pengembang, ketika terjadi krisis moneter, kaveling tanah ini dibelah dua, agar tetap seimbang dengan keadaan ekonomi masyarakat,” ujar Primarani menjelaskan.

Demi memenuhi kebutuhan 5 orang anggota keluarga, Aswin dan Primarani memilih untuk membeli 2 kaveling tanah sekaligus, dengan ukuran tanah yang pas pula.

“Jadi, sekarang saya seperti memiliki 2 rumah, soalnya sertifi kat tanahnya pun ada 2,” Primarani mengungkapkan sambil tertawa renyah.

Baca Juga: Lebih Bersih dan Higienis, Saatnya Beralih dari Toilet Jongkok ke Toilet Duduk, Ini Alasannya!

BOLAK-BALIK DALAM PROSES DESAIN

FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA, ARIF BUDIMAN

Berlokasi di Bintaro, Begini Hadirkan Tips Gabungan 2 Kaveling dalam 1 Hunian

Dalam proses desain dan pembangunannya, pasangan ini mengakui telah menempuh waktu yang cukup lama.

Sekitar 2 tahun setelah tanah itu dibeli, barulah Aswin, Primarani dan ketiga anaknya—Hanif (15), Rafi f (13), dan Rifa (10)—bisa menempati hunian itu secara nyaman.

“Kami baru menempati rumah ini sekitar bulan Mei lalu. Memang, rumah ini terbilang masih baru,” ujar Aswin menjelaskan.

Ternyata, lamanya pembangunan terjadi akibat revisi desain yang memakan waktu hingga 1 tahun.

“Memang susah, ya, menyesuaikan keinginan, kebutuhan, lahan yang ada, serta bujet yang diajukan,” Primarani menambahkan.

Adalah Ika, arsitek lulusan Universitas Trisakti, yang sangat sabar menangani kesulitan ini.

Dalam proses desain yang lama tersebut, sudah 3 model rumah yang diajukan oleh sangarsitek, untuk memenuhi kebutuhan keluarga Aswin ini.

Memang Ika Uji sendiri ingin menggali hal-hal apa yang menjadi keinginan Aswin dan Primarani, kemudian dikemas dalam ramuan desain yang sesuai.

“Salah satu keinginan saya sih, ada musala, dan ruang luas agar tidak sulit ketika akan mengadakan pengajian dan arisan,” ujar Primarani.

Baca Juga: Mengintip Kamar Artis Berbakat yang Wafat di Usia 19 Tahun Akibat Kecelakaan, Barang-barangnya Bahkan Sempat Dicuri oleh Fansnya!

PEMANDANGAN DI SETIAP RUANG

FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA, ARIF BUDIMAN

“Denyut Nadi” di Dalam Idaman Rumah Mewah

Satu hal yang paling menarik perhatian, kala pertama Tabloid RUMAH menginjakkan kaki ke rumah berfasad dinamis ini, adalah keberadaan taman sebagai pusat tertujunya pandangan darisegala ruang.

Bahkan, dengan ukurannya yang cukup luas, taman seakan mendominasi isi bangunan rumah ini.

Uniknya, ruang tamu yang biasanya tertutup dan tak mendapatkan akses menuju area privasi, dihiasi pula oleh pemandangan taman tropis ini.

Aswin mengungkapkan, tadinya, pemilihan taman tropis seperti ini tidak dianjurkan oleh sang arsitek.

Menurut Ika, sang arsitek, taman ini kurang cocok dengan desain rumah yang modern, dengansentuhan minimalis yang semula diajukan.

“Namun, nyatanya, saya enggak ingin interior rumah yang terlalu kaku, dingin, dan beku.

Jadi, saya masukkan unsur-unsur alam yang kental dan beraneka warna, agar rumah terasa lebih hidup dan berbicara,” ujar Aswin antusias.

Adanya taman luas di tengah rumah seperti ini, merupakan keinginan Aswin yang gemar berkebun dan memelihara tanaman.

“Menurut saya, manusia itu harus bersentuhan dengan alam setiap hari.

Oleh karena itu, saya juga enggak mau menyimpan sendiri pemandangan ini.

Tamu pun dapat menikmati pemandangan taman di rumah saya,” ujar pria berbadan tegap tersebut.

Baca Juga: Siapa yang Tak Kenal dengan Motel Mexicola? Ini Dia Fakta Interiornya yang Jarang Diketahui

Pemandangan di segala ruang ini ditunjang pula oleh bukaan-bukaan rumah yang lebar dan besar, seperti penggunaan pintu lipat berkusen putih dan berkaca transparan.

Selain itu, dengan keberadaan ruang terbuka di tengah rumah, angin pun mudah mampir, hanya untuk semilir berhembus ke segala ruang hunian.

Otomatis, sirkulasi cahaya dan penghawaan udara di bangunan seluas 300m2 ini pun terasa secara maksimal.

AC pun hanya terdapat di ruang-ruang tertentu, seperti di ruang-ruang tidur.

Adanya tanaman-tanaman penghasil oksigen di taman tersebut pun seakan menjadi “denyut nadi” bagi rumah ini.

Baca Juga: Jarang Ada di Tempat Umum, Penyandang Disabilitas Perlu Toilet Khusus, Ini Kebutuhannya!

FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA, ARIF BUDIMAN

“Denyut Nadi” di Dalam Idaman Rumah Mewah

Di luar fungsi secara visual dan kenyamanan, bagi Aswin dan Primarani, bukaan-bukaan di sekitar taman juga menjadi sebuah penghubung komunikasi antara seluruh keluarga, meskipun ruangan-ruangannya cenderung terpisah-pisah.

“Kami senang berkumpul bersama di ruang keluarga.

Oleh karena itu, biasanya kami memanggil anak-anak dari ruangan ini dengan mudah, hanya tersekat oleh kaca transparan dan taman,” ujar Primarani.

Selain itu, dari segi biaya, ternyata taman yang luas di tengah rumah ini dapat menghemat pengeluaran untuk rumah itu sendiri.

“Mungkin karena tidak ditutupi lantai atau dak beton ya, jadinya lebih murah saja, bisa dihemat untuk keperluan lainnya,” kata Primarani menambahkan.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 275

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya