IDEAOnline-Desain yang mempertemukan konsep urban dan resor di permukiman padat.
Berada di daerah Cipete, Jakarta Selatan, hunian ini berdiri di tengah permukiman padat yang tidak merata.
Akses jalan sempit dan kemacetan lalu lintas kerap melanda kawasan ini dari pagi hingga sore seusai jam kantor.
Permasalahan di tengah kota yang sangat kompleks inilah yang ia jadikan solusi pada konsep hunian bertema urban dan resort style.
Menurut Cosmas, sang arsitek, perwujudan urban merupakan reaksi jalan yang sempit di permukiman padat di perkotaan.
Sedangkan resort style lahir karena kondisi site memiliki view yang indah dengan tanah berkontur ke arah belakang dan pepohonan lebat.
“Seperti berada di tepi tebing,” kata Cosmas.
Penggabungan unsur alam dan kehidupan perkotaan yang memiliki diferensiasi bertolak belakang.
Penggabungan dua unsur ini justru terasa lengkap serta saling mendukung pada rumah kontemporer dengan nafas budaya Indonesia.
Baca Juga: Aplikasikan Mezanin, Dua Kamar Anak Ini Dibuat Serupa Tapi Tak Sama
Dapur di Tengah Rumah
Semua ruang di hunian ini berorientasi pada letak dapur .
Detail interior dapur sangat memerhatikan aspek psikologis penggunanya.
Panel dinding berwarna merah teraplikasi dengan cantik.
Di samping sebagai jeda di tengah ruang-ruang yang dominan warna putih, warna merah dipercaya mampu memengaruhi nafsu makan seseorang.
“Jembatan ini berfungsi seperti tata-ruang arsitektur tradisional.
Jika menuju bangunan lain harus melewati ruang luar.
Selain itu lemari untuk penyimpanan diletakkan di jembatan courtyard.
Dengan keberadaan furnitur di tengah potongan massa, akan memudahkan orang mengambil barang yang diperlukan dari dua arah yang berbeda.
Ini sekaligus memberikan jeda bagi void yang tinggi, menjadi tidak masif dan skalanya sangat manusiawi.
Baca Juga: Ini Jadinya Jika Rumah Urban Dibikin Colorful, Intip Cara Penerapannya
Gaya Hidup Urban
Pada zona depan yang mengarah ke jalan, Cosmas mengelompokkan ruang-ruang khusus yang berhubungan dengan kehidupan urban, seperti carport, foyer, ruang penerima tamu, ruang salat beserta tempat wudu, dan dua kamar anak yang berjiwa muda di lantai atas.
Fasad bangunan terkesan melayang.
Komposisi bidang besar, garis horizontal, penegasan horizontal, kuadrat, 4 persegi panjang yang tampak pada fasad terinspirasi dari komposisi gaya-gaya mondrian.
Secara eksplisit rumah ini tidak menyajikan ruang tamu.
Zaman sekarang sangat jarang keluarga menerima tamu.
Jikalau ada tamu, pasti hanya keluarga atau teman dekat, sehingga obrolan pun terjadi di ruang keluarga atau kamar pribadi.
Baca Juga: Rumah Urban Tampil Minimal Fungsi Maksimal, Less is More Jadi Panutan
Resort Style
Jauh ke zona belakang, ruang-ruang mulai disesuaikan dengan karakter dan usia pemakainya. Pertimbangan tenang dan relaks sangat diutamakan.
Seperti kamar tidur utama di lantai atas yang dilengkapi kamar mandi full glass. Pemandangannya sangat indah mengarah ke taman belakang dan kolam renang.
Begitu pula cahaya matahari yang menembus kaca hingga menyentuh lantai teras di depan kamar.
Bayang-bayang atap dan dinding transparan muncul dengan indah.
Kesan yang ditimbukan pada area ini adalah suasana liburan seperti menginap di resort berbintang.
Bagi tamu yang menginap, mereka akan dimanjakan kolam renang dan hamparan landscape yang datar dan indah.
Bersantai di pool deck dekat kolam renang saat senja, mampu menenangkan jiwa dan raga.
Menjauh dari pool deck menuju ke arah sudut taman, fasad bagian belakang akan memperlihatkan keutuhan wajah.
Wajah yang simpel dengan detail-detail arsitektural yang diimplementasikan secara natural. Contohnya, woodplank yang memberi efek kayu.
Sedangkan semen base menciptakan garis-garis tegas kontemporer.
Dua material itulah yang memberi kesan tropical.
Material ini juga sangat ramah lingkungan.
Berkat elemen-elemen natural yang estetik inilah efek resort style di hunian ini tercipta.
Baca Juga: Mewah, Tinggal di Sydney Serasa di Manhattan dengan Gaya Resor Kota
(*)