IDEAOnline-Bangunan tiga lantai serbaputih ini dirancang oleh arsitek Elsye Alam sebagai kediaman dua generasi keluarga Alamsyah.
Setiap lantai digunakan oleh masing-masing keluarga untuk menyeimbangkan privasi dengan tingkat interaksi antarkeluarga.
Massa bangunan ini sendiri berbentuk ‘E’ dengan tiga sisi horizontal yang meliputi ruang tidur utama, ruang keluarga, dan dapur yang menerus secara vertikal ke lantai dua dan tiga.
Dengan begini, tercipta dua buah void pada courtyard dan area makan terbuka yang membawa udara dan cahaya masuk ke dalam rumah.
Baca Juga: Miliki Rumah Pohon, Uniknya Hunian Karya Andy Rahman yang Dapat 'Bernapas' Layaknya Manusia
Area makan menggunakan skylight pada bagian ceiling untuk mengurangi kebutuhan cahaya buatan pada siang hari, sekaligus menciptakan kondisi cahaya yang mengaktifkan suasana interior.
Interior didominasi oleh warna kristal putih yang menciptakan kanvas kosong di mana setiap waktu terjadi perubahan tekstur visual yang diciptakan oleh cahaya dan bayangan.
urBaca Juga: Urban Resort House, Penggabungan Unsur Alam dan Kehidupan Perkotaan
Minimalisme yang konsisten ini menciptakan daya tarik visual pada dominasi warna cerah yang berbeda-beda di tiap ruangan.
Akuarium kuning menjadi vocal point, terutama pada area void di lantai dasar yang merupakan pusat interaksi keluarga.
Baca Juga: Ini Jadinya Jika Rumah Urban Dibikin Colorful, Intip Cara Penerapannya
Secara visual, fasad rumah terlihat mencolok dengan pertentangan yang sangat nyata terhadap rumah di sekitarnya.
Di saat rumah lain sebagian besar tertutup dengan pagar masif, Elsye memilih berbagi halaman depan melalui pagar yang hampir transparan dan mendorong privasi ke dalam bentuk fasad yang berlubang.
Baca Juga: Being Urban oleh Ridwan Kamil, 4 Faktor Penting Arsitektur yang Baik
Dinding fasad ini berfungsi mencegah overheating pada kulit bangunan, juga menyaring cahaya dan menciptakan nirmana bayangan pada sisi dalam bangunan.
Dari bentuk dinding beton berlubang ini tercipta nama “The Graphical Breathing Brise-Soleil”, yang secara menyeluruh memberikan nafas segar pada dunia arsitektur abad 21, terutama di Indonesia.
Baca Juga: Material Alternatif untuk Rumah Urban, Kepoin Yuk Apa Saja Jenisnya!