IDEAOnline-Bertambah padatnya kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, memunculkan fenomena bermukim baru yang dikenal sebagai fenomena “Rumah Urban”.
Rumah Urban hadir sebagai respon atas semakin menyempitnya luasan-luasan tapak dan semakin mahalnya biaya hidup di tengah kota.
Penyempitan dan semakin mahalnya harga tanah di Jakarta mengimbas pada simplifikasi gaya hidup masyarakat kota.
Baca Juga: Meski Bujet Minim Jangan Sepelekan Keamanan, Pintu Baja JBS Urban Terjangkau dengan 1,5 Jutaan
Hal-hal tersebut ternyata membuat para pelaku konstruksi mencari dan menemukan material-material alternatif yang cocok bagi rumah-rumah urban.
Material-material alternatif ini sebagian besar hadir sebagai pengganti bahan-bahan bangunan yang lazim kita kenal secara konvensional seperti batu bata, bata ringan, dan lain-lain.
Denny Setiawan, arsitek lulusan jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, Jakarta, pemilik Studio Denny setiawan, menuliskan pengamatannya tentang fenomena ini dan memaparkan tiga jenis material alternatif yang layak diterapkan di rumah urban.
Baca Juga: Less is More Jadi Panutan di Rumah Urban, Ternyata Begini Penerapannya
EPS (Expanded Polystyrene System)
EPS adalah bahan bangunan pengganti batu bata.