IDEAonline- Menciptakan habitat hidup yang lebih nyaman, aman, dan sehat menjadi salah satu alasan pemilihan furnitur saat ini.
Furnitur adalah salah satu benda yang penting keberadaanya di dalam ruang.
kegunaan furnitur beragam, mulai dari tempat meletakkan barang, tempat duduk, berbaring, sampai menyimpan.
Dengan furnitur, penghuni rumah menjadi lebih nyaman beraktivitas.
Namun furnitur tidak hanya sebagai penunjang kenyamanan ruang semata.
Ia juga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan menginspirasi banyak orang.
Pola Pikir Konsumen Isti Dhaniswari, desainer produk yang juga seorang trend researcher berpendapat, dalam dunia furnitur, tren tidak terbatas kepada pengertian seperti fashion, yang usianya pendek dan cenderung melompat dari satu sensasi ke sensasi lainnya.
Tren furnitur memiliki pengertian lebih sebagai sebuah produk dari pola pikiran manusia, yang haluannya berubah akibat situasi atau kejadian, yang memengaruhi perilaku dan sikapnya.
Tren furnitur tidak terikat pada sekedar material, bentuk, warna, dan finishing, melainkan seluruh cerita yang mengakibatkan elemen-elemen tersebut tervisualisasi.
Melalui buku Trend Forecasting “Résistance” yang ditulisnya untuk 2016, Isti berpendapat bahwa cepatnya penyebaran informasi melalui ponsel dan tablet masih menjadi latar belakang yang kuat.
Misalnya, mengenai sumberdaya alam di Indonesia, yang membuat fur nitur rotan mendapat perhatian khusus dari konsumen.
Namun, minat serius dari konsumen Indonesia baru tampak setelah banyaknya berita “Lukis Chair” karya Abie Abdillah yang dipilih menjadi koleksi Cappellini.
Menurut Isti, yang juga founder dari web trendlogbook.com, tahun ini masyarakat memiliki kekhawatiran akan tempat tinggalnya yang semakin tidak nyaman. sehingga, masyarakat berusaha mencari solusi yang dapat memberikan alternatif habitat hidup yang lebih nyaman, aman, dan sehat.
Baca Juga: Berbagi IDEA Agenda Membersihkan Bahan Kain di Rumah Sesuai Aturan
Baca Juga: Eksplorasi Cantik Nuansa Shabby Chic, Paduan Selera Suami dan Istri
Lahirlah kemudian furnitu eksperimental dari bahan-bahan, proses, dan bentuk yang tidak konvensional, dengan warna-warna bumi dengan aksen hi tech.
Produk-produk ini menjadi penarik perhatian dan diburu konsumen, misalnya “Anne Chair” Ross Lovegrove dan “Panton Chair” Jump studio.
Di samping itu, pada masyarakat timbul keinginan mencari ketenangan dan keamanan hidup, yang didorong sebagian oleh gaya hidup digital nomads.
Menurut Isti, ini turut mendukung terciptanya solusi ruang hidup non permanen yang manusiawi.
Pengaruh kultur Asia Barat menjadi inspirasi fur nitur yang digemari konsumen.
Baca Juga: Ikutan WFH? Jangan Lupa Habiskan Waktu di Gazebo, Ini Hal yang Patut Diketahui Mengenai Gazebo
Beberapa produknya antara lain seperti “Tela shelving” Zaha Hadid, “Biknit easy Chair” Patricia Urquiola, atau “Radial stools” Debra Folz.
Warna-warnanya dipengaruhi karya seni dari negara Arab, seperti cokelat, hijau, tembaga, kuning saffron, dan oranye.
Yang penting ditegaskan Isti, konsumen saat ini sudah semakin cerdas dengan banyaknya referensi, mulai dari harga, bentuk, sampai cerita yang ingin mereka tampilkan, yang didapat dari ponsel dan tablet.
Untuk furnitur, pertimbangan pembelian akan dibuat dengan alasan pribadi dan cenderung sentimental.
lebih Simpel sedangkan menurut desainer interior Diana Pratiwi, tahun ini tren desain interior di Indonesia telah jauh beralih ke arah desain yang lebih simpel.
Interior dengan tema skandinavia telah mendominasi desain, mulai dari public space hingga residensial.
Baca Juga: Berbagi IDEA, Tips Gampang Hadirkan Taman Bergaya Negeri Sakura
Baca Juga: Pilih yang Hemat Energi, Ini 4 Tips Pilih Lampu Taman Terbaik di Rumah
Furnitur dengan langgam yang simpel, warna-warna bumi yang tone down seperti abu-abu, oker, hingga putih, banyak digunakan untuk melengkapi material kayu yang natural.
Apalagi dengan sudah dibukanya toko home furnishing dari swedia yaitu IkeA.
Karena dianggap cocok dengan tema yang sedang berkembang, konsumen seolah berlomba membeli furnitur dengan gaya terbaru yang ditawarkan.
Namun, karena ada keinginan mengekspresikan diri, untuk mengimbangi pemakaian furnitur yang massal, sebagian konsumen mulai mengkombinasikannya dengan furnitur atau material interior yang berbeda.
Baca Juga: Berbagi IDEA, Tips Gampang Hadirkan Taman Bergaya Negeri Sakura
Baca Juga: Siap Hadapi Corona di Rumah, Artis Ini Isolasi Diri hingga Harus Pisah Ranjang dengan Sang Suami!
Motif bunga-bungaan yang cukup populer pada 2 tahun lalu, sudah mulai ditinggalkan dan digantikan oleh motif garis atau geometris sebagai aksen untuk sedikit menghidupkan ambience desain furnitur skandinavia yang cenderung “dingin”.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 161
(*)