Atasi Sempitnya Lahan 90 M2, Split Lantai Dibuat 4 Tingkat Didapat

Senin, 30 Maret 2020 | 14:30
DOK. DELUTION

Konsep lantai ½ hingga lantai 2,5 dihubungkan oleh void yang menjadi sumber pengudaraan dan pencahayaan serta akses antar-lantai.

IDEAOnline-Lahan sempit, kebutuhan ruang banyak, dan budget terbatas adalah keterbatasan yang diubah menjadi potensi penciptaan desain yang inspiratif.

Di atas tanah berukuran 6 m x 15 m, arsitek berusaha membuat rumah yang kaya akan cahaya matahari dan sirkulasi udara sehingga menjadi rumah yang hemat dalam penggunaan lampu dan AC.

Pemilik rumah juga menginginkan rumah tinggal yang nyaman dengan kebutuhan ruang yang banyak meski budget terbatas.

Split-Grow House yang berarti “Rumah Split” adalah konsep yang dipilih Delution Architect sebagai jawaban dan solusi bagi kebutuhan pemilik rumah.

Baca Juga: Rumah Tropis Mungil yang Alami dengan Tempelan Bata-bata Unik

DOK. DELUTION

Kreativitas menggunakan setiap jengkal untuk pencahayaan dan pengudaraan.

Konsep split digunakan untuk mengakomodasi jumlah permintaan ruang yang setara 3 lantai, namun dimanipulasi seolah terlihat 2 lantai, apabila dilihat dari sisi depan rumah.

Kreativitas desain inilah yang membuat rumah terlihat “ramah” dengan lingkungannya yang padat dan tidak terlihat mencolok serta memiliki tinggi yang sama dengan rumah lain di sekitarnya.

Konsep Split yang diterapkan oleh arsitek, secara otomatis menciptakan jenis lantai 1/2, lantai 1, lantai 1,5, lantai 2, dan lantai 2,5.

Baca Juga: Wow Apartemen Mungil Ini Punya Ruang Servis, Kok Bisa Muat Ya?

DOK. DELUTION

Pencahayaan dan pengudaraan yang optimal di setiap ruang.

Setiap lantai mengakomodasi fungi ruang yang berbeda dan diatur penyelesaian konstruksinya sesuai budget. Lantai ½, 1, dan 2 dibangun terlebih dahulu, sementara lantai 1,5 dan 2,5 menjadi agenda selanjutnya.

Namun arsitek mengemas lantai 1,5 dan 2,5 tersebut secara utuh di tampilan mukanya, sehingga seolah lantai tersebut sudah selesai dikerjakan.

Adapun konsep lantai ½ hingga lantai 2,5 tersebut dihubungkan oleh satu massa void yang menjadi sumber pengudaraan dan pencahayaan serta akses antar-lantai.

Lantai ½ diisi dengan dapur yang langsung terkoneksi dengan ruang makan.

Karena luas ruangnya terbatas, meja makannya didesain feksibel sehingga dapat dilipat dan dibuka sesuai keinginan dan kebutuhan.

Baca Juga: Akali Rumah Mungil Pakai Elevasi Lantai, Apa Bedanya dengan Mezanin?

DOK. DELUTION

Bottom glass area fasad lantai 1 agar yang berada di lantai ½ ini dapat langsung melihat orang yang masuk ke rumah.

Arsitek juga menggunakan bottom glass pada area fasad lantai 1 agar posisi orang yang berada di lantai ½ ini dapat langsung melihat orang yang masuk ke dalam rumah.

Pada area depan, arsitek membuat lantai 2 rumah ini melayang overstack (kontrusksi menggantung tanpa ditopang kolom/tiang/dinding) hingga 2,5 m.

Lantai yang melayang ini berfungsi ganda, menjadi atap bagi carport dan teras depan, sekaligus menjadi area tamu outdoor.

Pada WC utama lantai 2 terdapat jendela horizontal yang bersifat sebagai bottom glass yang berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam WC utama, sekaligus menjadi elemen pembentuk fasad yang menarik.

Dua penghargaan diterima Delution Architect untuk proyek ini, yaitu Honourable Mention at Dulux Designer Awards for Residential Category (2016) dan Public Choice Winner at 5th Architizer+ Award for Architecture+Small Living Category at Newyork (2017).

Baca Juga: 3 Pedoman Memilih Tema Desain Rumah Mungil agar Apik dan Terkesan Luas

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti