IDEAonline -AC (Air Coditioner) atau alat pengondisi udara, saat ini bukan merupakan barang baru lagi.
Berbagai kondisi menjadi alasan kuat pemakaian AC, di antaranya adanya pencemaran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk.
Alasan lain terkait desain rumah yang dengan luasan terbatas, menciptakan desain “ruang di dalam ruang”.
Hal ini menyulitkan rumah dipasangi bukaan atau jendela.
Sebab lain adalah semakin padatnya permukiman yang menyebabkan pengudaraan di dalam rumah tidak lancar atau terganggu.
Ada pula alasan pemasangan AC karena gengsi, akibat dari adanya pandangan masyarakat bahwa menggunakan AC berarti lebih berduit.
Jika dilihat dari harga AC dan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulannya, memang pemilik AC butuh dana lebih.
Tak hanya itu, pikiran bahwa AC adalah meningkatkan risiko terpapar virus juga semakin jadi ditengah wabah covid-19.
Virus corona (Covid-19)
Seperti yang diketahui,Virus corona (Covid-19) kini telah menjangkit lebih dari 1 juta orang di dunia.
Baca Juga: Jangan Sembarang Membersihkan Dinding Kamar Mandi di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Caranya!
Disebut-sebut, virus ini bisa berkembang biak di suhu dingin dan keadaan lembap.
Oleh karena itu, beredar kabar bahwaair conditioner(AC) yang memberikan udara sejuk di ruangan dapat meningkatkan perkembangbiakan virus corona tersebut.
Dilansir dari Gridhealth.seorang akademisi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM),Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D membagikan sebuah jurnal yang dia temukan tentang AC dan virus corona.
"Saya ingin men-sharesuatupaperyang saya temukan. Meskipun belumpeer-reviewed, isinya sangat menarik.Papertersebut mengatakan bahwa berdasarkan penelitian di China dan pengamatan di seluruh dunia,high temperature and high relative humidity reduce the transmission of COVID-19," tuturnya.
Wanita yang merupakan istriseorang dokter spesialis bedah ortopedi konsultan,dr. Sugeng Yuwana, Sp.OT(K), FICS ini menjelaskan tentangsebagian besar korban Covid-19 adalah orang dengan status sosial menengah ke atas.
"Saya menduga, mereka adalah orang yang terbiasa hidup di lingkungan yang menggunakan AC (rumah ber-AC, mobil ber-AC) disertai jendela yang tertutup rapat," ucapnya.
DidugaAC dapat menurunkan suhu ruangan dan mengurangi kelembaban.
Dua hal yang sangat menguntungkan transmisi virus Covid-19, apalagi disertai dengan sirkulasi udara yang tertutup.
Bahkan sebuah studi yangditerbitkan dalam jurnalAdvanced in Virologydi tahun 2011, virus kering pada permukaan halus mempertahankan viabilitasnya selama lebih dari 5 hari pada suhu 22–25 °C dan kelembaban relatif 40–50%, yaitu, lingkungan ber-AC yang khas.
Meski demikian,penelitian tersebutmelaporkan bahwa infektivitas virus corona hilang setelah pemanasan pada suhu 56 °C selama 15 menit dalam kondisi stabil selama setidaknya 2 hari setelah pengeringan pada plastik.
Terlepas dari itu,Madarina mengimbau untuk meminimalkan penggunaan AC di rumah.
(*)