Kualitas Udara Buruk Jakarta Menurun Sejak Social Distancing, Ini Kata Peneliti Soal Kota Jakarta yang Tadinya Salah Satu Paling Berpolusi di Dunia

Sabtu, 11 April 2020 | 11:30
kompas.com

Kualitas Udara Buruk Jakarta Menurun Sejak Social Distancing, Ini Kata Peneliti Soal Kota Jakarta yang Tadinya Salah Satu Paling Berpolusi di Dunia

IDEAonline-Pemerintah sejak pertengahan Maret 2020 telah memberlakukan jarak sosial (social distancing), seiring penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Baca Juga: Dikabarkan Akan Menikah Tahun Ini, Transgender Cantik yang Miliki Gelar Master di Itali ini Bongkar Isi Hunian Mewahnya

Baca Juga: Viral Ibu-ibu Ngerumpi Diamuk Ketua RT Hingga Dilempari Penggorengan, Sang Ketua RT Kesal Karena Warganya Tak Patuhi Social Distancing!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengimbau agar masyarakat untuk melakukan kegiatan di rumah selama masa tanggap Covid-19.

Pandemi Covid-19 memaksa manusia mengurangi kegiatan di luar rumah, sehingga berdampak pada pengurangan laju transportasi dan penurunan polusi.

Pada 28 Maret 2020, Lembaga Penerbangan dan Antaraiksa Nasional (LAPAN) mengelurakan perbedaan kualitas udara setahun lalu dan saat penerapan social distancing.

Dari foto satelit LAPAN menunjukan kualitas udara jauh lebih bersih saat diberlakukan social distancing karena terjadinya penurunan partikel polutan udara di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat.

Namun apa benar kualitas udara membaik karena social distancing ?

Peneliti Pusat Teknologi dan Atmosfer Lapan, Nani Cholianawati menyampaikan hasil dari pemantauan satelit, kualitas udara di Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa pada waktu sebelum dan saat dilakukan social distancing.

Hasilnya memang menunjukan kualitas udara di beberapa kota jauh lebih bersih.

Namun, di beberapa kota lainnya justru mengalami peningkatan.

“Kualitas udara berkaitan erat dengan sumber emisi (asap kendaraan dan asap pabrik),” ujarnya dalam wawancara di sebuah stasiun radio, Kamis (9/4/2020) di kutip dari Instagram @pstalapan.

Baca Juga: Hati-hati Virus Corona Jenis Baru Mulai Ditemukan, Peneliti: Bisa Menginfeksi Manusia Selama 49 Hari dan Lebih Susah Disembuhkan

Baca Juga: Simpan Obat Anak di Kulkas, Sang Ibu Kaget Temukan Anak Pingsan dengan Mulut Berbusa hingga Hampir Meregang Nyawa, Ini Alasannya!

Aktivitas manusia serta kegiatan industri dan transportasi menghasilkan polutan berbahaya dan gas-gas buangan yang negatif.

kompas.com

Kualitas Udara Buruk Jakarta Menurun Sejak Social Distancing, Ini Kata Peneliti Soal Kota Jakarta yang Tadinya Salah Satu Paling Berpolusi di Dunia

Pencemaran udara berakibat pada kesehatan dan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas, batuk, dan penyakit pernapasan lainnya.

Penelitian terbaru menunjukkan terdapat kaitan antara kualitas udara yang buruk terhadap jumlah kematian akibat Covid-19.

“Hal ini berkaitan dengan pengaruh buruk paparan PM 2,5 terhadap kesehatan manusia,” katanya.

Baca Juga: Biaya Listrik Bengkak karena Mesin Cuci? Coba Gunakan Suhu Air yang Rendah!

Hujan juga merupakan faktor meteorologi yang berperan penting dalam pencucian polutan sehingga meningkatkan kualitas udara.

Peneliti LAPAN tersebut belum bisa memastikan mana yang lebih dominan dalam meningkatkan kualitas udara.

“Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kualitas udara tersebut belum terlihat pengaruh mana yang lebih dominan."

"Apakahhujanatau penerapansocial distancing?” katanya. (*)

Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judulDikenal sebagai Salah Satu Kota Berpolusi Terburuk di Dunia, kini Dikabarkan Kualitas Udara di Jakarta Membaik! Apa Penyebabnya?

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber Suar.ID