IDEAOnline-Mungkin kejadian berikut pernah Idea lovers alami.
Rumah sudah didesain secara arsitektural dan penataan interior yang baik, namun masih terasa datar, kurang memberi gairah.
Rumah yang sudah lama ditinggali, suasananya menjadi menjemukan dan kurang semarak.
Atau kadang peristiwa penting dalam keluarga menuntut kita menampilkan suasana baru pada rumah, meski barang-barang yang ada tidak selalu beli baru.
Nah, saat-saat seperti itulah sotf furnishing dibutuhkan.
Dalam desain interior, soft furnishing dikenal sebagai istilah untuk segala bentuk finishing interior yang terbuat dari kain dan serat.
Baca Juga: Sofa Usang dan Rusak? Reparasi Saja Biar Lebih Hemat, Ini Perkiraaan Biayanya
Baca Juga: Pilih Bantal yang Cocok Bikin Sofa Tambah Gaya, Ini Caranya!
Contoh benda yang termasuk dalam soft furnishing adalah upholstery, karpet, tirai, vitrase, taplak meja, runner, bed cover, seprai, pelapis sofa, sarung bantal, slipcover, serbet, placemat, kelambu, tudung saji, tutup kulkas, tutup galon, dan tutup telepon.
Bahan dasar dari benda-benda ini dari kain dan serat yang bisa berasal dari bahan alami maupun buatan.
Sebagai contoh bahan alami yang biasa dipakai sebagai bahan soft furnishing adalah linen, wol, katun, atau sutra.
Keanekaragaman jenis tekstil memberi pilihan bagi kita dan berperan dalam menghasilkan karya desain yang baik.
Dan bicara soal tekstil tak akan bisa dilepaskan dengan tiga unsur penting yaitu: warna, corak atau motif, dan tekstur.
Ketiga unsur inilah yang biasanya diolah oleh para desainer dalam mendesain sebuah ruang.
Ketiganya dapat memengaruhi kesan dan membentuk karakter sebuah ruang.
Mengolah unsur-unsur ini dapat dilakukan secara bersama-sama dengan memadukan ketiganya atau berdiri sendiri.
Baca Juga: Gorden Bikin Panas Terperangkap di Dalam Rumah, Ini Cara Menyiasati!
Sebagai contoh, unsur warna dapat menjadi objek pengolahan tersendiri pada sebuah bahan soft furnishing yang polos tanpa corak.
Pilihannya tinggal menentukan warna yang tepat untuk padu padan dengan elemen interior lain seperti warna dinding, lantai atau furnitur.
Banyak sedikitnya pengolahan terhadap soft furnishing sangat tergantung dari jenis objeknya.
Jika objeknya merupakan elemen utama dalam ruang, maka soft furnishing dapat tampil dominan dalam menentukan tema ruang tersebut.
Namun, jika objeknya sebagai elemen pelengkap misalnya aksesori, maka cara mengolahnya adalah menjadikan aksesori tersebut, penting hadir di dalam ruang.
Lalu, bagaiamana caranya?
Tentukan terlebih dahulu unsur-unsur yang ada, seperti warna, corak, dan teksturnya agar memiliki kesatuan atau keterikatan dengan elemen lain yang lebih dominan di dalam ruang.
Dengan cara ini, kehadiran aksesori dengan soft furnishing yang terolah dengan baik akan menjadi benang merah yang menyatukan tema setiap ruang yang ada.
Bukan menjadi elemen yang lepas dan berdiri sendiri.
Jadi intinya, kehadiran soft furnishing pada objek pelengkap interior, menguatkan kesan dan tema yang diusung pada ruang.
Baca Juga: Bantal Super Empuk Tak Cocok untuk Balita, Pilih Jenis yang Tepat!
Baca Juga: Sebelum Beli Bantal, Ketahui Plus Minus Bahan Pengisi Ini: Dakron, Lateks, dan Memory Foam
(*)