IDEAOnline-Awal tahun 2020, pakar Feng Shui menyebut bahwa sektor properti menjadi sektor paling berpotensi membaik di tahun Tikus Logam ini.
Pandangan pertama datang dari Jenie Kumala Dewi, ahli Feng Shui muda bertalenta yang dikenal kreatif dan berbakat di kalangan masyarakat.
Menurut pakar Feng Shui yang sudah 20 tahun mengembangkan Ilmu Feng Shui ini, sektor properti di tahun Tikus Logam secara umum akan lebih baik dibanding tahun Babi Tanah 2019 yang melambat dan tidak dinamis.
Senada dengan Jenie Kumala Dewi, masterFeng Shui terkemuka Indonesia Xiang Yi Hong juga memberikan gambaran optimisme di tahun Tikus Logam ini.
Menurutnya, di Tahun Tikus Logam bisnis properti adalah bidang yang dianggap paling potensial.
Salah satu alasannya karena di tahun 2020 bisnis properti terus mengalami perbaikan dan peningkatkan dari tahun-tahun sebelumnya.
Gambaran industri properti seperti yang disampaikan para ahli Feng Shui tersebut, dapat dimaklumi.
Jika dikaitkan dangan lemahnya kinerja sektor properti tahun 2019, serta perkembangan ekonomi dan politik nasional, wajar jika tahun 2020 diprediksi akan membaik.
Berbagai kebijakan pemerintah, serta pembangunan infrastruktur yang sudah mulai beroperasi, juga akan turut memberikan kontribusi terhadap bisnis properti di tahun 2020.
Namun, merebaknya virus corona saat ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap bisnis properti.
Data yang disajikan portal Lamudi Indonesia, setidaknya dapat menjadi acuan, bahwa dalam matriks pencarian pun terus menurun.
Menurut Managing Director Lamudi Indonesia Mart Polman, tingkat pencarian properti pada situs Lamudi tidak menunjukkan pertumbuhan.
Dia mengatakan penurunan kunjungan sekitar 15 persen dibandingkan dengan kondisi normal.
Demikin dimuat di laman Kompas.com Rabu (15/4/2020).
Angka lebih buruk ditunjukkan pada matriks penjualan bulan Maret dengan kemerosotan mencapai 25 persen dari transaksi normal.
Bahkan bulan April ini mungkin lebih menurun lagi.
Dengan melihat kondisi ini, kapan properti akan pulih?
Baca Juga: Tahun Tikus Logam, Pakar Feng Shui Sebut Bisnis Properti Paling Potensial Membaik, Ini Faktanya!
Tidak ada yang akan tahu karena situasinya masih terus berkembang dinamis.
Namun, Mart percaya bahwa ketika periode krisis ini terlewati, sektor properti akan lekas pulih seperti sedia kala. Dengan catatan, jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dijalankan dengan ketat, dan seluruh masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah.
Mengacu pasar China, pemulihan pasar membutuhkan waktu dua bulan setelah virus Covid-19 menyebar kembali ke situasi normal.
Tentu saja apa yang terjadi di China, bisa menjadi inspirasi untuk Indonesia. Meski tentu saja, postur dan struktur pasar Indonesia dan China tidaklah serupa. Mart mengakui krisis Corona membuat sektor properti Indonesia sangat sulit dan menantang pengembang untuk melakukan siasat-siasat khusus. Saat ini hal terpenting yang harus dilakukan adalah bagaimana pengembang bisa beradaptasi dengan kondisi ini dengan memberikan nilai lebih kepada masyarakat dan konsumen.
Untuk itu, tentu saja dibutuhkan inovasi dan kreativitas.
Hal ini menyusul pola bekerja dari rumah atauwork from home(WFH) yang meningkatkan aktivitas berselancar di dunia maya, portal Lamudi dan media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Ini memberikan peluang bagi pelaku bisnis properti untuk menjangkau pasar yang memanfaatkan digital marketing.
Berikut tiga faktor yang bisa dijadikan panduan oleh pengembang agar bisa bertahan menjalankan bisnis propertinya.
Baca Juga: Mau Jual Beli Tanah? Ikuti Tips Aman dari Konsultan Hukum Properti Ini
1. Pastikan Keamanan Konsumen.
Memberikan nilai keamanan untuk konsumen merupakan hal terpenting dalam memasarkan produk properti, apalagi di tengah wabah seperti ini.
Untuk itu, hal yang bisa pengembang lakukan adalah menyebarkan informasi secara aktif tentang kegiatan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di lokasi proyek, kantor marketing ataupun show unit.
Contohnya, pemeriksaan suhu ketika ingin masuk ke kantor marketing, distribusi masker, penyemprotan cairan desinfektan dan lain-lain. Informasi-informasi tersebut bisa pengembang sebar melalui sosial media.
2. Berkontribusi untuk Masyarakat
Nilai lain yang bisa pengembang lakukan adalah berkontribusi untuk masyarakat dengan cara melakukan aktivitas corporate social responsibility (CSR) untuk melawan virus corona.
Atau bisa juga dilakukan dengan charity program, seperti membuat program amal 10 persen dari pembayaran angsuran tunai akan digunakan untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD)
3. Inovasi Kerja Pengembang
Guna memutus mata rantai penyebaran virus corona, Pemerintah telah menginstruksikan pembatasan fisik atau physical distancing, kebijakan ini tentunya dapat membatasi aktivitas masyarakat termasuk kegiatan jual-beli properti.
Melihat kondisi ini, sebaiknya pengembang memikirkan kembali proses pemasaran dengan cara menawarkan produk tanpa harus bertemu langsung dengan calon pembeli.
Baca Juga: Mau Investasi Properti di Karawang Barat? Kepoin Dulu Infrastruktur Pendukungnya! Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "3 Faktor Kunci Bertahan di Bisnis Properti Saat Pandemi" penulsHilda B Alexander.
(*)