Dikabarkan Bisa Jadi Obat Covid-19, Obat Mag Ini Habis Stok di Amerika

Kamis, 30 April 2020 | 19:28
tribunnews

Ilustrasi obat-obatan.

IDEAOnline-Sejak merebaknya virus corona yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya, berbagai penelitian terus dilakukan dan dikembangkan oleh para ahli.

Aneka jenis obat telah dikabarkan memiliki kemampuan menyembuhkan Covid-19, namun sampai saat ini belum ada satupun uji klinis yang membuktikan kebenarannya.

Begitupun dengan Famotidine yang baru-baru ini dikabarkan sebagai obat covid-19.

Famotidine adalah obat sakit mag yang tengah diuji untuk pengobatan virus corona.

Belum terbukti manfaatnya, obat mag ini sudah diburu warga Amerika Serikat.

Melansir Business Insider, Selasa (28/4/2020), famotidine, antasid dan antihistamin memiliki bahan aktif anti mulas yang sedang diteliti dan dipelajari sebagai kemungkinan pengobatan Covid-19.

Uji coba ini dilakukan para peneliti di Northwell Health di wilayah kota New York.

Salah satu peneliti, Dr. Kevin Tracey mengatakan beberapa jenis obat ini telah mulai kehabisan stok akibat banyak orang yang menimbun obat-obat anti mulas tersebut.

Baca Juga: Dimakamkan dengan Protokol Pemakaman Covid-19, Kematian PDP Tak Kalah Tinggi Dibanding yang Positif Terinfeksi, Kok Bisa?

Baca Juga: Selama Ini Dikenal sebagai Bahan Pembersih Perabot Dapur, Benarkah Lemon dan Teh Bisa Bunuh Virus Corona?

www.miifotos.com

Ilustrasi obat penumbuh bakteri.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah famotidine akan berguna dalam pengobatan pasien yang terinfeksi virus corona," kata Dr. Tracey.

Bahkan, jika beberapa manfaat ditemukan, pasien dalam penelitian ini akan diberi dosis yang sangat tinggi secara intravena.

Ini Jauh lebih banyak dari yang biasa dikonsumsi orang untuk mengobati sakit mag.

Majalah Science melaporkan, para peneliti sedang berusaha menjaga penelitian terhadap obat-obatan yang mungkin bisa dijadikan pengobatan pasien Covid-19 dengan sangat hati-hati.

"Jika kita membicarakan hal ini kepada orang yang salah atau terlalu cepat, pasokan obat akan hilang," kata Dr. Tracey.

Manfaat yang mungkin ada pada obat mag seperti famotidine tidak berbeda dengan yang sempat terjadi di awal tahun ini, yakni saat pil anti malaria, klorokuin, disebut dapat mengobati virus corona.

Para tokoh hingga Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyebut klorokuin dapat mengobati Covid-19.

Namun, hydroxychloroquine kembali disebut dapat digunakan untuk memerangi virus corona, akibatnya obat ini langsung diburu masyarakat dan menyebabkan pasokannya terus berkurang.

Baca Juga: Pakai Bathtub Biar Bisa Berendam? Kenali dan Wajib Tahu Plus Minusnya!

Baca Juga: Tanam Rimpang di Rumah untuk Obat Tradisional, Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh Menangkal Virus, Ketahui Plus Minusnya

dok. d1w9csuen3k837.cloudfront.net
dok. d1w9csuen3k837.cloudfront.net

Ilustrasi obat-obatan.

Uji klinis famotidine pasien Covid-19 parah Hingga saat ini, masih belum ada data klinis peer-review yang menunjukkan obat generik lama tersebut bisa bekerja untuk melawan Covid-19.

Hydroxychloroquine saat ini yang masih digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati penyakit Lupus dan kondisi lainnya.

Sebelumnya, para peneliti di rumah sakit New York telah diam-diam menguji apakah obat mulas yang umum dapat membantu pasien Covid-19 yang kritis.

Para peneliti berafiliasi dengan Feinstein Institutes for Medical Research, peneliti sistem kesehatan yang berbasis di New York, Northwell Health.

Saat ini, uji klinis masih dilakukan untuk melihat manfaat famotidine dengan dosis tinggi dapat membantu pasien yang terinfeksi virus corona yang parah dapat bertahan hidup.

Peneliti menguji famotidine dengan dosis, 9 kali lipat dari jumlah obat yang biasa dikonsumsi orang untuk mengobati mulasnya, dengan intravena selama tujuh hingga 10 hari.

Pasien dalam penelitian ini juga mendapatkan hydroxychloroquine, pil malaria yang sedang dievaluasi untuk melihat apakah juga dapat mengobati infeksi virus corona.

Bukti yang diandalkan para peneliti untuk memulai percobaan mereka adalah anektodal.

Belum ada petunjuk bahwa famotidine berguna dalam memerangi virus corona.

Penelitian ini telah dilaporkan dalam Science Mag belum lama ini. Uji coba, yang dimulai awal April, pada awalnya dilakukan diam-diam untuk memastikan para peneliti memiliki cukup famotidine untuk menyelesaikan uji coba, yang akan mencakup 1.200 pasien.

"Kami tidak ingin persediaan famotidine ini habis saat digunakan selama uji klinis dalam studi Covid-19, atau untuk penggunaan bagi pasien dengan kebutuhan medis serius," ujar Dr. Tracey yang juga CEO Feinstein Institutes for Medical Research.

Ketakutan para peneliti, tidak hanya karena kemungkinan habisnya stok obat mag ini, tetapi juga kekhawatiran orang akan membeli obat tersebut tanpa bukti ilmiah terkait obat untuk virus corona. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Obat Mag Diburu Warga Amerika untuk Virus Corona, Ini Kata Ahli

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya