Luas Tak Seberapa, Pemilik Rumah Terapkan Musholla Bentuk Melayang, Ini Tipsnya!

Jumat, 01 Mei 2020 | 09:30
twitter

Desain Musala di Rumah

IDEAonline -Tidak banyak orang yang memiliki ruang khusus untuk ibadah. Ya, kebanyakan ruang ibadah, seperti mushola, menyatu bersama ruang lain.

“Tak memiliki lahan luas” biasanya menjadi alasan ruang ibadah disatukan dengan ruang lain. Padahal, tidak perlu lahan yang terlalu luas untuk membangun mushola di rumah.

Melayang

Lokasi: Kediaman H.M. Djunaidi-Endang Retno Suciati, Pondok Gede

Desain Musala di Rumah

UKURAN: 3 m x 2 m

Tak ada tempat lagi bukan berarti tak bisa membuat musala atau musholla di rumah. Ini dibuktikan oleh Djunaidi, yang membuatmusholla melayang.

Baca Juga: Rumah Lebih Rapi Saat Lebaran Tiba, Ini 5 Ide Gunakan Gantungan Dinding Sebagai Tempat Penyimpanan

Baca Juga: Dimakamkan dengan Protokol Pemakaman Covid-19, Kematian PDP Tak Kalah Tinggi Dibanding yang Positif Terinfeksi, Kok Bisa?

Tadinya di atas ruang TV terdapat void. Karena merasa langit-langit terlalu tinggi (sekitar 8 m), ia membuat musala dari kayu di void.

Uniknya, keempat sudutnya dibiarkan tetap “berlubang”, sehingga masih bisa melihat ke arah bawah.

Baca Juga: Warga Keluhkan Bau Busuk dari Truk Berisi Ratusan Mayat Pasien Covid-19, Pihak Rumah Duka di New York Akui Kewalahan Tangani Masalah Ini, Menyedihkan

Baca Juga: Pakai Bathtub Biar Bisa Berendam? Kenali dan Wajib Tahu Plus Minusnya!

Karena berada di void,mushollaini memiliki langit-langit yang rendah. Namun ini malah membuat ruang musala lebih terasa akrab.

Itu dia gimana menurut IDEA lovers?

(*)

Bisa Dipisah Partisi

LOKASI: KEDIAMAN PUSPA HANDYANTO, BINTARO JAYA

Bisa Dipisah Partisi

UKURAN: 2 m x 2 m

Kebanyakan orang bingung menetukan apakah musalanya mesti tertutup atau terbuka. Tertutup berarti privasi yang didapat sangat tinggi, sedangkan jika terbuka, otomatis privasi akan berkurang karena saat salat akan terlihat orang lain.

Kalau bingung menentukan jenis musala yang akan dibuat, ikuti saja desain musholla berikut. Musala ini terletak di ruang keluarga dan dibuat tanpa pintu.

Sebagai pengganti pintu, digunakanlah partisi kayu yang bisa dibukatutup.

Jika ingin suasana yang privat, partisi tinggal ditarik, dan sebaliknya jika ingin yang terbuka, partisi dilipat kembali. Praktis, kan?

Tempat Penyimpanan

Sebelum mendesain tempat penyimpanan, ada beberapa hal yang mesti dijawab. Apakah musala atau musholla digunakan untuk kegiatan lain selain salat? Apakahidea lovers lebih suka menggantung mukena atau melipatnya?

Apakah sajadah selalu terhampar di lantai atau disimpan? Kalau musalamu digunakan untuk kegiatan lain, misalnya mengaji, IDEA lovers tentunya mesti menyediakan tempat untuk buku-buku.

LOKASI: KEDIAMAN PUSPA HANDYANTO, BINTARO JAYA

Bisa Dipisah Partisi

Jika Anda suka menggantung mukena, Anda harus menyiapkan gantungan baju. Dan jika Anda tak suka sejadah terhampar, tentu Anda juga mesti menyediakan tempat lebih untuk menyimpan sajadah-sajadah.

Lalu, di mana Alquran mesti diletakkan? Apakah harus lebih tinggi dari kita? Menurut Dr. Lutfi Fathullah (dosen Pascasarjana IAIN), berdasarkan fiqh Islam, Alquran sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari lantai kita berpijak.

Ini artinya, tempat Alquran tidak harus diletakkan tinggi sekali. Salah satu contohnya di Masjidil Haram.

Tempat Alquran diletakkan setinggi orang duduk, sehingga tangan masih bisa menjangkaunya ketika duduk.

Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 96

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya