Risiko Kematian Akbat Covid- 19 Lebih Tinggi 4,5 Kali Lipat di Wilayah Berpolusi, Terbukti di Jakarta?

Rabu, 13 Mei 2020 | 20:50
dezeen

Ilustrasi: Arsitek Berencana Membuat Gunung Buatan yang Bisa Serap Polusi.

IDEAOnline-Beberapa waktu lalu, para ahli iklim menyerukan bahwa krisis alam masih terus berlangsung selama pandemi Covid-19.

Karenanya para ahli mengingatkan agar tindakan untuk mengatasi krisis alam ini harus tetap dilakukan.

Segenap masyarakat secara pribadi dapat berkontribusi untuk mengatasi krisis alam ini.

Salah satu krisis alam adalah tingkat kesegaran udara yang semakin buruk karena adanya polusi.

Dan terbukti, baru-baru ini kembali diingatkan oleh para ilmuwan bahwa ada kaitan antara polusi udara dan covid-19.

Guru Besar Universitas Indonesia dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Budi Haryanto meyakini bahwa polusi udara di wilayah Jakarta bisa menjadi salah satu pemicu tingginya angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Sebelumnya Telah Dikaitkan dengan TBC dan Influenza, Apakah Kekurangan Vitamin D Juga Berisiko Lebih Tinggi pada Kematian Pasien Covid-19?

Baca Juga: Ini Cara Kerja Teknologi Plasmacluster Sehatkan Ruang & Usir Polusi!

Mediskus
Mediskus

Salah satu penyakit bawaan yang memperburuk kondisi Covid-19 adalah sakit pernapasan.

Hal tersebut karena orang-orang yang sudah lama terpapar polusi udara menjadi kelompok yang paling rentan terkena Covid-19.

Budi menjelaskan, studi yang dilakukan Universitas Harvard menemukan adanya keterkaitan antara peningkatan 1 gram meter kubik PM2.5 dengan kualitas udara saat ini yang berdampak pada meningkatnya kematian akibat Covid-19 hingga 15 persen.

Lebih lanjut, risiko kematian akibat Covid-19 lebih besar 4,5 kali lipat di wilayah berpolusi PM2.5 yang tinggi, jika dibandingkan dengan daerah berpolusi rendah.

Sebab, gangguan kesehatan atau penyakit kronis yang diakibatkan oleh pencemaran udara dapat menjadi komorbiditas yang memperparah penderita Covid-19.

“Sebenarnya kalau mau menggunakan hasil hasil temuan yang sudah ada di dunia itu dan melihat pada konsentrasi PM2.5 rata-rata yang ada di Jakarta. Sebenarnya kita bisa mengasumsikan terjadinya peningkatan seperti itu,” ujarnya dalam diskusi online, Kamis (30/4/2020).

Baca Juga: Fakta tentang Taman Atap, Efektif Simpan Air Hujan, Bantu Cegah Banjir

Baca Juga: Krisis Iklim Masih Berlangsung Selama Covid-19, Tahun 2020 Bakal Jadi Tahun Terpanas Dalam 10 Tahun Terakhir

Kompas.com

Ilustrasi orang sedang menghirup udara segar.

Menurut Budi, polusi udara yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan kesehatan atau terkena penyakit, seperti ISPA, asma, dan penyakit pernapasan lainnya.

Penyakit penyerta itu membuat sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu melawan virus corona jenis baru.

Akibatnya, kondisi kesehatannya akan semakin memburuk ketika terinfeksi Covid-19.

“Tidak seratus persen imunitas tubuh bisa melawan Covid-19, dibanding dengan orang yang tidak punya komorbiditas. Sementara orang yang sehat dan kemudian terkena virus, imun tubuhnya masih bisa melawan,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Polusi Udara di Jakarta Diyakini Jadi Pemicu Tingginya Kasus Positif dan Kematian akibat Covid-19"

Baca Juga: Berbagi IDEA Agar Tidur Berkualitas, Tips Atasi 3 Masalah Pengudaraan di Kamar Tidur: Lembap, Suhu, Asap

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork9

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya