Sudah Jarang Ada, Ternyata Jendela Nako Paling Baik Hasilkan Sirkulasi Udara Dibanding Jenis Lainnya, Ini Alasannya!

Minggu, 07 Juni 2020 | 08:00
CATUR WIBOWO/IDEA

Tidak ada AC di area makan berjendela nako, pendingin udara diganti dengan kipas.

IDEAOnline-Teori arsitektur menyebutkan bahwa luas bukaan untuk keperluan sirkulasi udara pada sebuah bangunan sebaiknya berkisar antara 40 - 80% dari luas dinding secara keseluruhan.

Ada juga teori lain yang menyebutkan, bahwa luas bukaan sebaiknya sebesar 10 - 20% dari luas lantai.

Hal ini tentunya dapat disesuaikan dengan selera penghuni, bentuk arsitektur bangunan, dan jangan lupa, dengan memmerhatikan arah aliran angin di sekitar rumah.

Selain terkait dengan susunan ruang, besar atau kecilnya bukaan tergantung dari fungsi ruang, apakah ruang tersebut digunakan untuk orang banyak atau tidak.

Misalnya untuk ruang keluarga yang kegiatannya cukup banyak , bukaannya tentu harus lebih besar daripada ruang tidur yang cuma diisi 2 - 3 orang.

Dapur dan ruang-ruang lain yang berpotensi menghasilkan panas harus diberi bukaan yang lebih besar dari ruangan lain.

Lantas, terkait dengan pilihan jenis bukaan, ternyata bentuk-bentuk dan jenis jendela tertentu dianggap bagus dalam mengalirkan udara.

Baca Juga: Instagramable dengan Kaca Nako, Begini Tampilan Warteg Modern di Bogor

Breezway Louvre Windows

Jendela nako.

Jenis jendela yang sederhana tetapi cukup baik untuk menghasilkan pergerakan udara yang optimal adalah jendela nako.

Jendela nako ini dapat menghasilkan pertukaran udara hampir 95%.

Dengan jendela nako yang berupa “bilah-bilah” yang dapat diubah-ubah posisinya, aliran udara dapat diarahkan seperti yang kamu kehendaki.

Jendela nako juga dapat digunakan untuk daerah yang kecepatan anginnya tinggi.

Bilah-bilah nako dapat menjadi penahan angin, sehingga kecepatan angin berkurang.

Adapun, jenis lain yaitu jendela dengan cara membuka ke samping (swing) akan menghasilkan pertukaran udara 100%.

Namun bentuknya memerlukan ruang gerak yang cukup besar untuk membuka daun jendela, sehingga tidak dapat menghemat ruang di bagian depannya.

Sedangkan bentuk jendela dengan cara jungkit di bagian bawah lebih menghemat ruang, namun udara yang masuk sangat sedikit, hanya sekitar 20%.

Hal ini disebabkan pergerakan udara harus terhalang lebih dahulu oleh daun jendela baru kemudian dibelokkan ke atas.

Baca Juga: Sama-sama Jadi Penutup Jendela, Ini Perbedaan Gorden dan Blind

Breezway Louvre Windows

Jendela nako.

Bentuk jungkit di bagian atas juga menghemat ruang, namun udara yang masuk relatif lebih banyak dibandingkan dengan jendela jungkit di bagian bawah.

Pertukaran udara yang terjadi dapat mencapai 50%, karena angin dapat diarahkan secara langsung mengikuti bentuk kemiringan dari daun jendelanya.

Semua ciri dari jendela tersebut di atas berlaku juga untuk bovenlicht, yaitu jendela kecil yang biasanya diletakkan di bagian atas dinding, sebagai lubang pertukaran udara dan masuknya cahaya di kamar mandi, gudang, atau dapur.

Bovenlicht sering pula dijumpai di atas jendela ataupun di atas pintu yang berfungsi sebagai ventilasi.

Secara arsitektur, bovenlicht sendiri memiliki arti lubang cahaya yang terletak di sisi atas dinding.

Dengan memperhatikan tips-tips kecil di atas, maka sebuah standar sirkulasi udara yang baik bagi rumah sehat dapat diciptakan, dan kamu dapat melakukan perencanaan dengan baik sebelum membangun atau merenovasi rumah.

Baca Juga: Kanopi Melindungi Rumah dari Panas dan Hujan, Yuk Pilah Pilih Materialnya

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya