Ketahui Lebih dalam Mengenai Bioengineering, Solusi Bangun Rumah di Lahan Miring

Kamis, 18 Juni 2020 | 16:30
dok. c1.staticflickr

ilustrasi (Ketahui Lebih dalam Mengenai Bioengineering, Solusi Bangun Rumah di Lahan Miring)

IDEAonline –Sistem bioengineering dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya pergerakan tanah yang tidak stabil, ketika membangun rumah di lahan miring.

Salah satu caranya untuk membangun rumah di lahan miring dengan aman adalah dengan membuat turap agar struktur tanah kuat.

Menurut Rita Laksmitasari, ST (dosen luar biasa Universitas Trisakti, Jakarta), selain membuat turap ada cara lain yang sebenarnya mudah dan murah, yaitu dengan cara vegetasi.

Cara yang dikenal dengan nama sistem bioengineering ini menggunakan tanaman untuk menutup permukaan tanah di lahan miring atau lereng.

Menguatkan dan Mengurangi Laju Air

Baca Juga: Adakah Polusi Air di Rumah Tinggal dan Lingkunganmu? Ini Cara Mengeceknya!

Baca Juga: Pengaruhi Kesehatan Penghuni dan Lingkungan, Urusan Soal Plumbing Tidak Boleh Disepelekan, Ini Alasannya!

Salah satu tujuan utama sistem ini adalah memanfaatkan bagian dari tanaman untuk menahan laju air hujan yang jatuh dan mengalir di atas permukaan tanah supaya air tidak langsung menyerap ke dalam tanah.

Seperti yang telah diketahui, air yang terlalu banyak meresap ke dalam tanah akan menyebabkan tanah menjadi jenuh air (kandungan air tanah naik).

Akibatnya, beban tanah bertambah dan bisa mengakibatkan terjadinya geseran butiran tanah. Lama kelamaan, hal ini bisa menyebabkan longsor.

Baca Juga: Pastikan Air yang Kamu Minum Sehat, 3 Hal yang Harus Dipenuhi

Baca Juga: Bagaimana Jakarta Mengelola Limbah Medis Golongan B3? Mei 2020 Mencapai 206 Kg!

Secara umum, semua tanaman yang ditanam langsung ke dalam tanah bisa mengendalikan laju air hujan.

Peran pengendalian ini dilakukan oleh daun, batang, dan akar tanaman.

Fungsi daun di antaranya meredam dan mengurangi tekanan percikan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah sehingga ketika air hujan menerpa permukaan tanah, tekanannya tidak terlalu besar.

Tekanan percikan air hujan yang terlalu besar dapat menyebabkan partikel-partikel tanah di atas permukaan terlepas dan bisa ikut bersama limpahan air yang mengalir di atas tanah.

Di samping mengurangi tekanan, daun juga dapat mengurangi volume air yang jatuh ke permukaan tanah.

Hal ini dimungkinkan karena daun bisa menyerap air yang jatuh mengenai permukaan daun. Demikian juga halnya dengan fungsi batang.

Secara perhitungan teknik, beban batang bisa menambah stabilitas nilai tegangan normal tanah. Batang tanaman ini juga bisa diandalkan sebagai tiang yang menopang kekuatan tanah untuk meningkatkan kestabilan tanah.

Peranan akar juga hampir sama dengan fungsi batang dan daun.

Akar berfungsi untuk memperkuat tanah dengan menambah nilai tegangan tanah.

Baca Juga: Fatal! Bongkar Pipa Saluran Air Setelah Rumah Jadi, Siasati dari Awal dengan 7 Hal Penting Ini

Baca Juga: Jangan Biarkan ‘Mpus Buang Air Besar di Toilet yang Sama, Ini Dampak yang Bisa Terjadi!

Ini karena akar akan mengikat butiran-butiran tanah supaya tidak terlepas satu sama lain.

Menurut beberapa literatur dan penelitian, akar merupakan bagian dari tanaman yang paling dominan fungsinya untuk menguatkan stabilitas tanah di lahan miring.

Nilai besaran kenaikan kekuatan tanah akan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman, jumlah akar, kemiringan akar, dan diameter akar.

Selain itu, penyebaran pertumbuhan akarnya juga akan mempengaruhi besar penambahan kekuatan tanah.

Tanaman yang mempunyai sifat batang yang keras, umumnya mempunyai penyebaran akar ke arah mendatar yang lebih luas.

Dilihat dari pelaksanaannya yang tidak terlalu banyak memakan biaya, maka sistem ini bisa Anda terapkan untuk menguatkan struktur tanah ketika Anda akan membangun rumah di lahan lereng atau miring.

Pemilihan Jenis Tanaman

Karena jenis tanaman merupakan salah satu faktor penambah kekuatan struktur tanah, maka pemilihan jenis tanaman yang akan dipakai harus tepat.

Ada beberapa jenis tanaman yang dapat dipilih seperti tanaman perdu rendah maupun perdu tinggi, dan tanaman penutup tanah (groundcover).

Rumput merupakan tanaman yang mudah untuk ditanam dan pertumbuhanya cepat. Namun, kelemahannya pertumbuhan akarnya pendek.

Sebaiknya pilihlah tanaman yang pengakarannya kuat seperti tanaman buah mangga (Mangifea indica) atau tanaman walisongo (Schefflera actinophylla).

Dok. Tab RUMAH

Ketahui Lebih dalam Mengenai Bioengineering, Solusi Bangun Rumah di Lahan Miring

Sejarah Bioengineering

Pemakaian tanaman sebagai penghambat maupun perkuatan struktur tanah di lahan miring sudah dilakukan sejak sekitar abad ke-20 sebelum Masehi.

Baca Juga: Pakai Tangki Air di Rumah Harus Seberapa Tingginya? Ini 5 Wajib Tahu untuk Merencanakannya

Baca Juga: Wastafel Portabel Injak Ini Bisa Kurangi Potensi Penularan Covid-19, Ongkos Buat Hanya Rp1 Juta

Kala itu tanaman digunakan untuk menguatkan struktur tanggul sungai. Sekitar tahun 1930-an, sistem ini mulai dikembangkan lagi.

Tidak ketinggalan sebuah institut yang didirikan oleh Hitler di Munich pada tahun 1936 meneliti untuk pengembangan sistem ini.

Dok. Tab RUMAH

Kelebihan sistem bioengineering selain menguatkan struktur tanah juga meningkatkan kualitas air dan udara di sekitarnya.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 80

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya