IDEAOnline-Sebuah publikasi yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa selama tahun 1990—2005 telah terjadi peningkatan suhu global di seluruh bagian bumi, antara 0,15°—0,3°C.
Data ini berdasarkan pengamatan dari 2.500 ilmuwan dari 130 negara.
Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040, lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh.
Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 cairan dari kutub akan meluapi banyak pulau, dan akhirnya menenggelamkan pulau.
Selain itu, akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
Dampak Positif Green Building
Salah satu cara mengurangi pemanasan global yang sedang populer di kalangan properti di Amerika Serikat adalah pembuatan “green building”.
Pembangunan green building dirasa sudah mendesak karena ternyata bangunan memberi andil cukup besar terhadap pemanasan global.
Baca Juga: Tak Sembarang Bikin Ventilasi, Optimalkan Perannya dengan Cara Ini!
USGBC (United State Green Buliding Council) menyebutkan, bangunan menghabiskan 65% dari total listrik yang digunakan di seluruh negara Amerika Serikat, menyumbang 30% gas rumah kaca, menghasilkan 30% sampah yang berarti menghasilkan 30% gas metan), dan menggunakan 12% dari keseluruhan total air.
Jika bangunan menggunakan prinsip green building, otomatis angka-angka tersebut bisa dikurangi. Survey USGBC membuktikan, bangunan yang menggunakan prinsip green building mampu menurunkan penggunaan energi hingga 30%, mengurangi pemakaian air hingga 50% dan mengurangi sampah hingga 90%.
Selain berdampak positif terhadap iklim dunia, pengurangan energi dan air serta sampah mampu memberikan keuntungan finansial bagi pengelola bangunan.
Survey lainnya mengatakan, di sebuah sekolah yang menerapkan prinsip green building, hasil ujian siswanya naik hingga 50%.
Di suatu rumah sakit, pasien yang sembuh mengalami kenaikan hingga 30%.
Mengapa bisa demikian? Itu karena dengan menerapkan prinsip green building, bangunan bisa menjadi lebih sehat.
Baca Juga: Gorden Bikin Panas Terperangkap di Dalam Rumah, Ini Cara Menyiasati!
Kriteria Pengukuran
Prinsipnya, secara garis besar ada 6 kriteria yang diukur untuk menentukan sebuah bangunan (rumah) sehat atau tidak.
Enam kriteria ini terdiri atas: pengolahan lahan sekitar (site), penggunaan air, penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu, kualitas di dalam ruangan, dan inovasi.
USGBC mengeluarkan semacam panduan untuk mewujudkan “green building” pada bangunan kecil dan rumah.
Detail panduan ini merupakan pengaplikasian praktis dari enam kriteria di atas.
Berikut ini adalah uraiannya.
1. Ganti penerangan rumah dengan lampu fluorescent yang lebih hemat energi.
2. Cek dan bersihkan AC dan alat pendingin lain secara rutin.
3. Gunakan material lokal.
Baca Juga: Bebas Bau di Wastafel, Ini Green Sanitasi Air Bersih dan Kotor
4. Kurangi konsumsi air dan listrik di dalam rumah.
5. Gunakan material-material yang bebas racun dan bebas bahan organik berbahaya.
6. Pilihlah bahan bangunan yang bisa didaur ulang atau bahan bangunan yang masa tumbuhnya tidak terlalu lama, seperti bambu.
7 Tanami pekarangan rumah dengan tumbuhan besar, yang bisa mengurangi cahaya matahari yang masuk ke rumah.
8 Gunakan tanaman lokal karena ia lebih mampu beradaptasi terhadap kondisi tanah setempat, sehingga tak harus diberi perawatan ekstra. Dengan cara ini, pemakaian pupuk, pestisida, dan air bisa dikurangi.
Baca Juga: Cegah Banjir dengan Konservasi Air, Green Building Concept Jawabannya
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)