Nyamuk Aedes Agypti Tidak Bertelur di Air Kotor, Waspadai Bagian Rumah Ini!

Minggu, 05 Juli 2020 | 12:30
crownpest.com

Nyamuk Aedes Aegepty penyebab Deman Berdarah Dengue (DBD) menyerang siapa saja, tanpa kecuali.

IDEAOnline-Banyak upaya mengatasi demam berdarah tidak efektif karena kesalahpahaman akan DBD dan nyamuknya.

Dirilis Kompas.com, lima kesalahpahaman yang paling umum berdasarkan paparan para ahli di seminar “Demam Berdarah yang Tak Kunjung Musnah, Mengapa?” yang diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

1. Nyamuk DBD suka bertelur di air kotor

Mungkin inilah kesalahpahaman terbesar masyarakat akan nyamuk Aedes aegypti.

Banyak yang beranggapan bahwa nyamuk ini suka bertelur di air kotor.

Alhasil, tidak sedikit masyarakat yang hanya melakukan pengasapan atau fogging di luar rumah, seperti got.

Namun, Prof dr Saleha Sungkar, DPA&E, MS, SpParK dari Departemen Parasitologi FKUI mengungkapkan bahwa nyamuk DBD justru mencari air jernih yang tidak terkena matahari langsung untuk bertelur.

Secara khusus, nyamuk Aedes aegypti akan meletakkan telurnya yang sangat lengket pada dinding vertikal yang berada sedikit di atas air.

“Jadi malah enggak ada di got, kubangan, atau sungai. Dia butuhnya kontainer, seperti bak mandi, botol, dan lain-lain,” ujarnya.

Baca Juga: 3 Hal Pokok Tentukan Kesehatan Rumah, Jangan Abaikan Tikus & Kecoa

Nyamuk Aedes Aegypti.

Sekalinya menempel, telur ini bisa bertahan hidup tanpa air hingga enam bulan, dan akan menetas kembali ketika bertemu dengan air.

Oleh karena itu, Saleha menyarankan untuk melaksanakan 3M, yakni menutup tempat penampungan air bersih, menguras tempat penampungan air bersih, dan mendaur ulang atau memusnahkan barang-barang bekas setidaknya seminggu sekali.

Ketika menguras penampungan air, jangan lupa juga untuk menyikat dindingnya agar telur benar-benar musnah dan tidak kembali ketika bertemu air.

2. Nyamuk DBD tidak akan sampai ke tingkat gedung yang tinggi

Saleha juga menjelaskan mengenai kemampuan terbang nyamuk.

Secara horizontal, nyamuk bisa terbang hingga jarak 50 sampai 100 meter.

Namun bila beristirahat, namuk bisa mencapai jarak 200 meter.

Secara vertikal, nyamuk bisa terbang hingga ketinggian 15 sampai 20 meter.

“Di apartemen lantai empat, biasanya lebih sedikit (nyamuknya). Tapi jangan lupa, nyamuk juga bisa terbawa (manusia) naik lift,” katanya.

Oleh sebab itu, seseorang yang tinggal di apartemen tidak boleh terlena, dan tetap harus melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seperti 3M.

Baca Juga: Di Tengah Berkembangnya Corona, DBD Merebak Lagi, Ini Bagian Rumah yang Berpotensi Jadi Habitat Nyamuk Aedes Aegypti

Obat nyamuk bakar.

3. Orang yang sudah sekali DBD akan kebal seumur hidup

Jangan salah mengira bahwa dengan terkena DBD sekali, kamu tidak akan terkena DBD lagi seumur hidup.

Dijelaskan oleh Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, ada empat serotipe virus Dengue yang bila diurutkan berdasarkan keganasannya di Indonesia adalah DEN-3, DEN-2, DEN-1, dan DEN-4.

Kalau sudah terkena sekali, misalnya DEN-1, tubuh memang akan membuat antibodi terhadap serotipe.

Namun, bukan berarti kamu akan terlindung dari DBD.

Kamu masih bisa terinfeksi DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Leonard mengatakan, selama ini, saya belum pernah dapat pasien kena (DBD) empat kali.

Belum dilaporkan juga (di literatur medis).

Tapi kalau dari logika, kalau sudah kena empat kali enggak akan kena yang kelima.

4. Anak yang mengalami DBD harus dibungkus dengan pakaian berlapis-lapis

Bila anak mengalami DBD, tentu wajar bila orangtua merasa khawatir dan berusaha melakukan yang terbaik bagi anaknya.

Namun, hati-hati.

Berbagai mitos justru dapat membuat kondisi anak semakin buruk.

Salah satu yang disoroti oleh dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), MSc adalah kebiasaan orangtua untuk membungkus anaknya dengan pakaian berlapis-lapis ketika demam.

Penanganan DBD pada anak yang benar adalah istirahat total, memberikan kompres air hangat, terutama pada lipat ketiak dan pangkal paha, serta membiarkan panas keluar lewat pori-pori.

Nah, pemakaian baju berlapis-lapis justru membuat panas tertahan.

Karyanti menyarankan untuk memakaikan pakaian tipis pada anak yang mengalami DBD.

Lalu, jangan mengompres anak dengan bumbu-bumbu dapur, seperti daun salam, karena kulit anak yang sensitif bisa alergi dan lecet.

Baca Juga: Sering Dipakai di Rumah 4 Produk Ini Tak Boleh Dihirup, Ini Alasannya!

Johanna Erly
Johanna Erly

Geranium pengusir nyamuk, bisa ditanam di pot atau di tanah langsung.

5. Pasien DBD butuh transfusi trombosit

Di tengah wabah DBD seperti ini, permintaan akan trombosit meningkat di sejumlah daerah.

Namun, sebetulnya pasien DBD tidak selalu membutuhkan transfusi trombosit.

Leonard berkata bahwa masalah utama DBD adalah kebocoran plasma yang dapat menyebabkan hemokonsentrasi atau pemekatan.

Sementara itu, penurunan angka trombosit hanya menunjukkan naiknya kebocoran plasma, dan baru memerlukan transfusi bila disertai pendarahan masif.

“Target kita bukan mengobati trombosit yang rendah, tetapi hematokritnya (angka pemekatan),” ujarnya.

Baca Juga: Demam Berdarah Mengancam Tapi Alergi Pestisida Pengusir Nyamuk? Pakai Tanaman Saja!

Untuk menannganinya, Leonard menganjurkan pemberian cairan pengganti yang mengandung glukosa dan elektrolit, seperti susu, jus buah, teh manis dengan garam, dan air cucian beras.

Anjuran ini juga disetujui oleh Karyanti dan Saleha yang menambahkan bahwa efek pemberian daun pepaya, jus jambu dan angkak pada pasien DBD belum dibuktikan oleh penelitian.

Menurut mereka, angka trombosit akan naik dengan sendirinya ketika DBD berhasil ditangani sehingga kamu tidak perlu berupaya menaikkan trombosit ketika terkena DBD.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "5 Kesalahpahaman Terbesar tentang DBD dan Nyamuknya"

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas