Biar Engga Salah Hitung, Kenali Sistem Bunga Berlaku sebelum Ambil KPA

Rabu, 05 Agustus 2020 | 07:00

Ilustrasi- Apartemen green spine.

IDEAOnline-Saat ini, suku bunga Kredit Pemilikan apartemen (KPA) makin rendah saja, di kisaran 8% - 10%.

Jadi makin mudah menjangkau apartemen idaman.

Agar tak salah pilih, kenali dulu jenis bunganya dan cermati tawaran bank penyedianya.

Simak juga tipsnya!

Harga apartemen memang tidak murah.

Namun dengan adanya KPA dan sedikit pengetahuan dalam mengatur keuangan, mewujudkan apartemen bukanlah hal yang mustahil.

Apalagi pengajuan KPA sekarang ini juga tidak terlalu sulit dan persyaratannya hampir sama dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Bank-bank yang menyediakan KPA pun juga sudah banyak.

Tak hanya memberi pilihan yang beragam, bank-bank itu juga memberi kemudahan bagi konsumen untuk membandingkan penawaran yang paling kompetitif.

Penting diingat, bank akan memberikan kredit sampai 80% dari nilai unit apartemen untuk apartemen baru.

Baca Juga: Berbeda dengan Landed, Inilah Konsekuensi Jika Tingga di Apartemen

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi-Apartemen.

Sedangkan, untuk apartemen seken biasanya hanya bisa mendapatkan 60-70% saja dari nilai unit apartemen.

Tentu sebelum memutuskan mengambil KPA yang sesuai “kantong”, banyak hal yang harus dicermati.

Salah satunya, mengenali jenis bunganya, agar tak dikejar-kejar suku bunga KPA yang tiba-tiba melambung tinggi di luar dugaan.

Apa Saja Jenis Bunganya?

Pada dasarnya ada 2 sistem bunga yang sering digunakan perbankan untuk produk KPA, yaitu:

1. Sistem Bunga Flat

Ini merupakan satusistem perhitungan bungauntuk debitur KPR/KPA, yang mana dari awal sampai akhir masa angsuran bunga dipatok tetap di angka tertentu.

Misalnya, di angka 9%. Kemudian, nilai bunga dihitung berdasarkan nilai awal utang pinjaman.

Sebagai contoh, debitur A mendapatkan pinjaman senilai Rp200 juta dengan sistem bunga flat 9%.

Maka, dari awal sampai akhir masa angsuran, nilai bunga yang mesti dibayar tetap mengacu ke Rp200 juta tersebut.

Kini, sistem bunga flat sudah jarang digunakan oleh bank, baik itu untuk KPR maupun KPA.

Sistem ini lebih banyak digunakan untuk kredit yang masa angsurannya sangat singkat seperti kredit pembelian kendaraan bermotor.

Baca Juga: Bukan untuk Ditinggali, Tips Beli Apartemen dengan Tujuan Disewakan

Ilustrasi apartemen.

2. Sistem Bunga Efektif

Berbeda dengan sistem bunga flat, dalam sistem bunga efektif, nilai bunga dihitung berdasarkan utang pokok yang tersisa.

Bukan berdasarkan utang pokok awal seperti di sistem bunga flat.

Sebagai ilustrasi, debitur A mendapatkan KPA dengan plafon Rp250 juta.

Di bulan pertama, bunga dihitung mengacu pada plafon tersebut sebagai angka pinjaman pokok.

Lalu, setelah debitur A mencicil selama lima tahun degan bunga fixed selama 5 tahun, maka jumlah pinjamannya akan menurun menjadi Rp100 juta, misalnya.

Setelah itu, besarnya cicilan dihitung berdasarkan nilai pinjaman yang tersisa ditambah bunga yang dihitung fluktuatif mengikuti alur bunga pasar yang dikenakan pada nilai pinjaman yang tersisa.

Baca Juga: 3 Desain Apartemen Mikro di Bawah 30 Meter Plus Layoutnya, Kamar Tidur Bisa Sampingan dengan Dapur?

Shutterstock

Hitung dengan cermat biaya apa saja dan jenis bunganya sebelum mengambil KPA.

Apa Saja yang Harus Dicermati?

Setelah mengenali sistem bunga yang biasa berlaku di pasaran, tiga hal berikut wajib dicermati sebelum memutuskan mengambil KPA.

Pertama, cermati persyaratan dan benefit yang didapat!

Apakah bunga yang ditawarkan benar-benar murah.

Cek dan teliti bunganya, apakah termasuk effective rate taau flat rate, agar perhitungan keuangan tidak meleset nantinya.

Agar lebih aman pilih suku bunga KPA yang fixed dalam beberapa tahun, agar keuangan lebih tertata.

Kedua, lihat lagi persyaratannya!

Apakah ada tambahan biaya lain atau tidak.

Kadang dengan bunga yang rendah, ada kompensasi yang diminta bank, seperti pembayaran asuransi, pajak, dan lain-lainnya yang ditanggung debitur KPA.

Agar lebih pasti, tanyakan kejelasan hal tersebut kepada petugas bagian kredit bank.

Baca Juga: Cara Aman Membeli Apartemen, Tips Siasati Developer Ingkar Janji

Jurnal.id

Ilustrasi-Menghitung KPA ideal agar terhindar dari jeratan cicilan.

Ketiga, cermati kredibilitas bank penyalur KPA.

Penting mencermati kredibilitas bank karena surat sertifikat hak milik apartemen akan disimpan oleh pihak bank.

Bila ternyata suatu saat bank bermasalah, tentu tak mudah untuk mengurusnya.

Jadi, pilih bank yang kredibilitasnya baik.

Ada Penaltinya!

Jika debitur ingin melunasi pinjaman KPA setelah kurun waktu tertentu, biasanya akan dikenakan penalti.

Biaya penalti ini berbeda pada tiap bank.

Pastikan besarnya penalti yang harus dibayar sebelum melunasi pinjaman.

Baca Juga: Menghitung KPA Ideal agar Terhindar dari Jeratan Cicilan

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti