IDEAonline –Coba Anda perhatikan, berapa unitlampu yang digunakan di rumah Anda? Setidaknya di dalam satu ruangan pastiada satu lampu.
Nah dari sekian jumlahlampu yang ada itu, ada berapa yangmenggunakan lampu pijar (bohlam)?
Bila Anda masih menggunakaan lampupijar ini berarti Anda masih tergolongboros dalam menggunakan listrik.
Lampu pijar lebih boros listrikkarena energi listrik diubah menjadienergi panas yang dibutuhkan untukmenyalakan filamen tungsten yang adadi dalam lampu pijar ini. Filamen inilahyang kemudian mengahasilkan cahaya.
Baca Juga: Abu-abu Warna Paling Banyak Dipakai di Tahun 2020, Ini Alasannya!
Karena energi listrik banyak terbuanguntuk menyalakan filamen yang hasilnyasebagian besar berupa energi panas danbukan energi cahaya, maka tidak heranbila daya listrik yang dipakai jadi besar.
Hal ini berbeda dengan lampuneon (fluorescent/TL). “Energi yang dibutuhkan untuk lampu neon hanyasedikit, karena panas energi yangdibutuhkan hanya sebagai trigger ataupemicu untuk memulainya reaksi kimiayang menghasilkan cahaya.
Reaksi initerjadi karena di dalam lampu neonterdapat komponen elektris seperti ballastdan stater,” ujar Stephen Gunawan, MBA (Marketing Manager PT SimbarcoKencana—sole agent Megaman diIndonesia).
Karena hemat inilah kemudianbanyak orang menyebut lampu neonatau TL sebagai lampu hemat energi.
Namun tidak semua lampu neon bisadisebut lampu hemat energi (LHE). Agar konsumen mengerti, saat ini sudahbanyak produsen yang membuat LHEdengan label penanda.
Pemakai LHE jauhlebih tahan lama dibandingkan lampupijar. Umumnya lampu hemat energyberbentuk seperti huruf “U” danbentuknya hanya itu-itu saja.
Untukmemenuhi estetika rumah, saat inibeberapa produsen lampu juga membuatLHE yang disesuaikan dengan bentukdan kebutuhan interior ruangan.
Sebagaicontoh, untuk anak tangga, mungkin menggunakan lampu fluorescentyang berbentuk hurup “U”, karena biladipakai pasti akan menonjol.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 82
(*)